JAKARTA, iNews.id - Di era digital, profesi yang semakin populer adalah menjadi seorang content creator. Profesi yang berhubungan dengan dunia kreatif dan marketing ini mewarnai berbagai platform media sosial, popularitasnya semakin berjaya terutama satu dekade ini.
Content creator sendiri tidak terikat jenjang pendidikan tertentu, bahkan bisa dijalankan sebagai sambilan mahasiswa atau anak sekolah. Asal ada skill dan kreativitas, bukan mustahil untuk bisa memiliki karier yang mapan.
Profesi ini memang semakin gencar belakangan, terutama di masa pandemi ketika berbagai bisnis beradaptasi dari konvensional ke digital. Content creator menjadi bagian dari strategi marketing berbagai jenis bisnis. Dari berbagai skill yang dibutuhkan untuk jadi seorang content creator, key skill-nya adalah communication skill .
Umumnya, ketika perusahaan membuka lowongan untuk posisi content creator, salah satu skill yang diminta terutama adalah communication skill. Memang keahlian ini dibutuhkan dan diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Apa Saja Bagian dari Communication Skill?
Mengeksplorasi bagian-bagian dari communication skill adalah langkah awal yang baik untuk menyamakan wawasan bersama. Communication skills ternyata tidak hanya terdiri dari kemampuan berbicara (public speaking) yang mumpuni, tapi juga ada beberapa aspek penunjang.
Melansir dari beberapa sumber terbaru, kemampuan komunikasi akan terbangun dengan menyeluruh, jika unsur-unsur berikut ini ada di dalamnya:
• Mendengar, yaitu kemampuan mendengarkan dengan saksama (active listening).
• Observasi, yaitu mengamati body language, nonverbal cues, metode dan media komunikasi yang tepat untuk digunakan pada tiap kebutuhan.
• Berbicara, yaitu public speaking, tone dan kejernihan suara, perilaku positif (friendliness, respect, confidence).
• Berempati, berbagi dan mengekspresikan emosi, memulai komunikasi dan memberikan respon atau tanggapan.
Tipe-tipe Komunikasi yang Dibutuhkan Content Creator
Kemampuan komunikasi nantinya akan diterapkan dalam empat bentuk komunikasi yang paling umum. Keempat tipe komunikasi ini yang juga menjadi media bagi para content creator sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan profesi mereka.
• Verbal: ini adalah jenis komunikasi dengan cara bahasa yang diucapkan
• Non verbal: komunikasi lewat bahasa tubuh, ekspresi wajah dan suara.
• Tulisan: gaya komunikasi lewat tulisan, simbol dan angka.
• Visual: gaya komunikasi lewat foto, seni, gambar, sketsa, chart dan grafik.
Lalu, apa yang membuat communication skill menjadi penting bagi seorang content creator? Baca selengkapnya di bawah ini!
Mengumpulkan dan Mengolah Data yang Jelas
Sebagai seorang content creator, membaca data adalah bagian dari proses menghasilkan ide untuk konten yang akan dibuat. Kemampuan komunikasi terutama akan sangat bermanfaat untuk melakukan pendekatan pada audiens atau calon customer untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya. Tanpa kemampuan komunikasi seperti observasi dan empati yang optimal, data yang diperoleh juga tidak akan maksimal. Tentunya hal ini akan menghambat proses kerja ke depannya.
Menerjemahkan dan Menuangkan Ide
Tidak hanya terhadap audiens atau calon customer, content creator juga akan berhubungan dengan klien, baik itu perorangan, komunitas atau perusahaan. Maka, sudah sepatutnya seorang content creator yang brilian mampu menerjemahkan brief, juga menuangkan idenya dengan jelas dan akurat.
Seorang copywriter bahkan fotografer atau desainer grafis sekalipun tidak hanya perlu membekali diri dengan keahlian di bidang masing-masing, tetapi perlu ilmu dan kemampuan komunikasi yang baik di bidang public speaking untuk membangun dan membuktikan kredibilitasnya di bidang keahlian masing-masing.
Produksi Konten Berkualitas
Tujuan seseorang membuat konten tentunya di antaranya adalah membangun kesadaran, atau menjual sesuatu. Untuk dapat membangun kesadaran akan suatu produk atau jasa atau isu tertentu, content creator harus mampu memberi informasi secara akurat, efektif namun dengan cara yang kreatif dan persuasif.
Untuk memproduksi konten yang berkualitas, seorang content creator perlu memahami cara berkomunikasi yang tepat untuk setiap tipe audiens, dengan berbagai jenis media dan jenis konten. Ketepatan ini dapat dicapai dengan kecapakan dalam pemahaman dan penerapan communication skill.
Penyampaian Konten Secara Berkelas
Ketika sebuah konten disampaikan kepada target, content creator perlu menjaga agar pesan yang diterima oleh audiens atau klien tepat seperti tujuan awal yang ingin dicapai. Jangan sampai ada perbedaan persepsi yang menjadi bumerang untuk konten yang diciptakan tersebut. Cara seorang content creator menyajikan konten dan membidikan konten agar jitu mengena sasaran tentunya juga harus akan lebih mudah ketika sang content creator menerapkan skill di bidang ilmu komunikasi dengan tepat.
Meningkatkan Loyalitas
Pada akhirnya, konten juga dibuat dengan tujuan membangun dan meningkatkan loyalitas dari klien dan audiens terhadap isu atau produk maupun jasa yang ditawarkan oleh seorang content creator. Lagi-lagi dalam hal ini, peran kemampuan komunikasi adalah hal yang mutlak, contohnya dalam bentuk empati dan perilaku positif.
Kemampuan empati akan sangat berguna ketika menentukan respon seperti apa yang perlu dibangun untuk menghasilkan dan menjaga interaksi yang sehat dan sesuai target dari pembuatan suatu konten. Sebenarnya, masih banyak peran ilmu dan kemampuan komunikasi yang dapat digali lebih dalam, tidak hanya untuk content creator tetapi bahkan untuk semua profesi.
Industri yang semakin berkembang menuntut ilmu komunikasi juga semakin berkembang dan tetap dibutuhkan dari masa ke masa. Ilmu yang satu ini memang tidak ada habisnya dibahas dan didalami selama masih ada kehidupan manusia yang mendasari penerapan ilmu ini.
Editor : Arbi Anugrah