Menurut Lula, pihak berwenang seakan-akan telah membiarkan kaum “fasis” dan “fanatik” membuat kekacauan. “Para pengacau ini, yang bisa kita sebut Nazi fanatik, Stalinis fanatik, fasis fanatik, melakukan apa yang belum pernah dilakukan dalam sejarah negara ini,”demikian kata Lula.
“Semua orang yang melakukan (kekacauan) ini akan ditemukan dan mereka akan dihukum,”katanya.
Pada 1 Januari, Lula resmi memulai jabatannya sebagai presiden Brasil untuk ketiga kalinya.
Dia dilantik sebagai kepala negara setelah memenangkan pemilihan presiden dalam putaran kedua pada 30 Oktober, mengalahkan presiden petahana Bolsonaro dengan selisih suara tipis.
Bolsonaro, yang juga seorang pendukung Trump, enggan mengakui kekalahannya. Dia menyuarakan klaim palsu bahwa sistem pemungutan suara elektronik Brasil rentan terhadap kecurangan.
Editor : EldeJoyosemito