PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - BP Jamsostek Cabang Purwokerto mengajak PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menyalurkan dana CSR membiayai keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan para pekerja rentan di stasiun-stasiun. Misalnya adalah porter, tukang ojek atau PKL sekitar stasiun.
Kepala BP Jamsostek Cabang Purwokerto Antony Sugiarto didampingi Kepala Bidang (Kabid) Kepesertaan Albertus Wahyudi Setyo Basuki mengatakan bahwa pihaknya telah berbicara dengan manajemen PT KAI Daop 5 Purwokerto. Isinya adalah mengusulkan dana CSR untuk biaya keikutsertaan pekerja rentan di stasiun-stasiun wilayah Daop 5.
“Untuk pekerja di KAI sudah semuanya tercover, baik karyawan organik maupun yang outsourching. Kami mengusulkan, supaya para pekerja rentan di stasiun diikutsertakan dalam BPJS Ketenagakerjaan. Nantinya mereka akan masuk program bukan penerima upah (BPU). Biayanya diambilkan dana CSR,”jelasnya usai memberikan sosialisasi kepada karyawan PT KAI Daop 5 Purwokerto di Gedung Pertemuan Purwojaya.
Dalam sosialisasi tersebut, Vice President KAI Daop 5 Purwokerto Daniel Johannes Hutabarat juga hadir bersama dengan para manajer dan asisten di lingkungan Daop 5 Purwokerto.
Wahyudi menambahkan untuk teknisnya, terkait dengan kepesertaan pekerja rentan di stasiun akan dibahasa lebih mendalam.
“Nanti, kami akan mengajukan proposal terkait dengan usulan dari BPJS Ketenagakerjaan Daop 5 mendaftarkan para pekerja rentan dengan alokasi anggaran dari dana CSR. Kalau jumlahnya, nantinya Daop 5. Misalnya saja, alokasi anggaran 1.000 atau 500 pekerja, semuanya tergantung dengan nilai CSR-nya,”jelasnya.
Sementara pada saat sosialisasi, Wahyudi mensosialisasikan kepada para karyawan PT KAi Daop 5 mengenai manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan. “Biasanya, kalau keikutsertaan secara organik di kantor pusat, banyak yang belum tahu mengenai manfaat apa saja yang bisa didapatkan. Oleh karena itu, kami berinisiatif memberikan sosialisasi apabila terjadi kecelakaan kerja,”katanya.
Selain itu, lanjutnya, kadang-kadang yang diketahui hanya soal jaminan harti tua atau pensiun saja, padahal juga ada jaminan kecelakaan, kematian dan kehilangan kerja. “Ini yang kami sosialisasikan. Dan ternyata banyak yang antusias terutama terkait dengan jika terjadi risiko kerja,”tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito