PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Fenomena rep-repan atau kelumpuhan tidur pasti pernah dialami setiap orang. Biasanya orang akan mengkaitkan apa yang dialaminya ini sebagai kejadian yang menyeramkan. Salah satunya ditindih setan?
Kelumpuhan tidur ini biasanya dialami dengan gejala Anda merasa terbangun dari tidur tapi seluruh tubuh tidak bisa digerakkan. Bahkan mulut tak dapat mengucap dan Anda akan berhalusinasi melihat sesuatu, dan ini biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai rep repan atau ditindih setan.
Namun fenomena ditindih setan atau Kelumpuhan tidur dalam dunia medis adalah keadaan transisi yang terjadi ketika seseorang mengalami kelumpuhan sementara untuk bereaksi, bergerak atau berbicara ketika tertidur (hypnagogic) atau ketika bangun dari tidur (hypnopompi). Kelumpuhan tidur ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan otot saat tidur.
Dilansir iNewsPurwokerto.id dari laman Kemenkes.go.id, Rabu (15/2/2023) kondisi ini merupakan sleep paralysis. Ini akan terjadi ketika mekanisme otak dan tubuh saling tumpang tindih dan tidak berjalan sinkron saat Anda tertidur. Hal ini yang akhirnya bisa menyebabkan Anda terbangun di tengah siklus REM atau siklus pada fase tidur terdalam, di mana semua otot pada tubuh sedang dalam keadaan rileks.
Sehingga, ketika Anda terbangun secara tiba-tiba sebelum siklus REM selesai, otak yang belum siap mengirimkan sinyal bangun, dapat menyebabkan tubuh dalam keadaan setengah tertidur dan setengah sadar. Itulah yang menyebabkan kenapa Anda akan mengalami kelumpuhan sementara.
Fenomena Rep-repan atau Kelumpuhan Tidur
Penyebab terjadinya sleep paralysis atau kelumpuhan tidur ini bermacam-macam, diantaranya kurang tidur, stres atau tertekan, tidur telentang hingga masalah tidur yang tidak teratur.
Untuk gejala kelumpuhan tidur ini diantaranya tidak bisa bergerak atau berbicara meski sudah bangun atau terbangun dari tidur. Selain itu, fenomena rep repan atau kelumpuhan tidur ini juga memiliki gejala lain diantaranya.
* Kesulitan bernapas hingga dada terasa sesak
* Masih bisa menggerakkan bola mata
Beberapa orang masih bisa membuka mata saat terjadi kelumpuhan tidur, namun ada juga yang tidak bisa.
* Berhalusinasi
Seolah-olah ada seseorang atau sesuatu di dekatnya.
* Merasa takut
Menurut jurnal Gilliam tahun 2008, kelumpuhan tidur dapat terjadi selama beberapa menit hingga dua puluh menit. Setelah itu, Anda akan dapat bergerak dan berbicara dengan normal kembali, meskipun mungkin masih ada rasa tidak nyaman atau takut untuk tidur kembali.
Jika Anda mengalami kelumpuhan tidur, hal utama yang harus diperhatikan adalah jangan panik. Karena berdasarkan penelitian yang dimuat dalam jurnal Clinical Psychological Science, sensasi panik saat terjadi sleep paralysis justru akan membuat seseorang semakin depresi.
Cara Mengatasi Kelumpuhan Tidur
* Jangan panik dan usahakan untuk tetap tenang, tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan sekencang mungkin beberapa kali. Lalu, coba paksakan tubuh Anda untuk bergerak sebagai bentuk perlawanan.
* Jalani gaya hidup sehat seperti tidur yang cukup, berolahraga teratur, berhenti merokok atau minum alkohol.
* Latihan pernapasan sebelum tidur untuk mencegah kelumpuhan tidur muncul kembali salah satunya seperti yoga.
* Atur pola tidur 7-8 jam sehari.
* Kurangi tingkat stres
Demikian ulasan terkait fenomena rep repan atau kelumpuhan tidur. Semoga informasi yang berhubungan dengan Sleep Paralysis dapat menambah wawasan Anda, sehingga dapat mengatasi kelumpuhan tidur dengan tidak panik.
Editor : Arbi Anugrah