Proses tersebut memakan waktu semalaman, hingga masuk ke dalam proses pembuatan bumbu seperti salam, laos, cabai, bawang merah, bawang putih, kunyit, kunir, dan ketumbar. Setelah itu semua bumbu dihaluskan dan ditumis sedemikian rupa selama kurang lebih satu jam. Barulah kraca yang sudah dibersihkan dan direndam selama semalam dimasak bersama bumbu dan air kurang lebih selama 4 jam.
Dalam satu harinya, Hamlani dengan sang istri bisa mengolah Kraca hingga sejumlah 100 kilogram. Kraca tersebut dibeli dari pengepul keong sawah di Desa Karangnanas dengan harga Rp10.000 per kilogram. Setelah matang, kraca dapat dijual seharga Rp40.000 per kilogramnya, dirinya mengaku bisa mendapatkan omzet hingga jutaan rupiah. Selama bulan puasa, pemasukannya naik hingga 200 persen dibandingkan hari biasa.
Selain sebagai makanan khas di Bulan Ramadan, kraca juga memiliki khasiat tersendiri. Kraca kaya akan kandungan yang baik bagi tubuh, seperti salah satunya dapat mengobati sariawan.
Editor : Arbi Anugrah