JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen menyelenggarakan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan. Program ini diharapkan dapat membentuk generasi baru guru Indonesia yang memiliki panggilan hati menjadi guru yang profesional, berkomitmen menjadi teladan, cinta terhadap profesi, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kemendikbudristek Adhika Ganendra mengatakan bahwa pembentukan guru baru Indonesia berfokus membentuk pendidik yang berpusat kepada murid dalam upaya menghadirkan Profil Pelajar Pancasila.
"Kita tidak hanya melihat guru dari sisi kognitifnya saja, tetapi juga berbagai aspek yang holistik sehingga dapat menjadi sosok pendidik yang berpusat kepada murid. Pembentukan kompetensi guru secara holistik itulah yang sedang kita coba wujudkan melalui PPG Prajabatan," kata Adhika dalam keterangannya, Jumat (1/9/2023).
Hal tersebut disampaikan Adhika Ganendra dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar "Pendidikan Profesi Guru Prajabatan: Perjalanan Generasi Baru Guru Indonesia" Kamis (31/8) kemarin.
Adhika menjelaskan urgensi rekrutmen guru baru untuk mengisi kekurangan pendidik di sekolah. Kemendikbudristek terus berkomitmen untuk mendorong penyediaan guru ASN yang berkualitas untuk menggantikan guru yang pensiun.
Termasuk upaya pemenuhan kebutuhan guru dilakukan melalui perekrutan guru aparatur sipil negara dengan status pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (ASN PPPK).
"Kita terus berkomunikasi dengan pemerintah daerah untuk dapat membuka formasi pengadaan guru baru untuk mengisi kekurangan yang ada. Tahun 2023 ini tersedia formasi sekitar 296 ribu yang akan kita seleksi di dalam waktu dekat," ujarnya.
Sementara menurut Ketua Forum Perguruan Tinggi Penyelenggara PPG, A.G. Tamrin mengungkapkan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) memahami jika PPG Prajabatan berusaha mewujudkan keseimbangan pemenuhan kebutuhan guru secara kuantitas dan kualitas sehingga layanan pendidikan dapat berjalan dengan baik.
Maka dari itu pihaknya terus mendorong pengembangan guru-guru baru yang disiapkan untuk menjadi pendidik yang sesuai dengan zamannya.
Menurut Tamrin, salah satu hal baru dalam PPG Prajabatan model baru ini adalah dengan melakukan penyelenggaraan ujian masuk secara nasional. "Jadi, tidak lagi lokal di LPTK, tetapi nasional, bersama-sama," jelasnya.
PPG Prajabatan ini sendiri lanjut Tamrin dapat diikuti oleh Sarjana nonkependidikan dan sudah sesuai dengan kebutuhan di lapangan dengan adanya perubahan zaman.
"Sehingga di PPG ini ada satu program yang mengharuskan bahwa bidang studi yang nantinya mengarah kepada mapel harus dilaksanakan secara kolaboratif. Hostnya tetap dari S-1 Kependidikan, kolaboratornya dapat dari nonkependidikan," ujarnya.
Salah satu Mahasiswa PPG Prajabatan, Charlyne Sterly Warouw dari Universitas Mulawarman mengatakan jika dirinya memiliki cita-cita menjadi guru muncul karena pernah mendapatkan hukuman dari guru ketika bersekolah, padahal ia tak melakukan kesalahan yang dituduhkan. Sejak saat itu, ia berjanji ingin menjadi guru yang bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dan bisa menjadi sosok guru yang adil dan tidak asal memberikan hukuman kepada siswa.
Selain itu, Charlyne termotivasi mengikuti PPG Prajabatan karena ingin mengembangkan diri dan belajar menjadi guru yang profesional. "Yang utama adalah ketika saya bisa berdampak bagi orang banyak. Ketika saya bisa berdampak bagi sosok terdekat dalam profesi saya yaitu siswa, saya merasa luar biasa," ungkapnya.
Pendidikan Profesi Guru Prajabatan, kata Charlyne, menyiapkan dirinya menjadi seorang calon guru profesional secara holistik. Tidak hanya kemampuan pedagogi, tetapi juga kapasitas intelektual dan sosial.
"Kami sebagai calon guru profesional bukan hanya berdampak di lingkungan sekolah, tetapi juga di lingkungan di mana kami berada," ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah