Sebab, dia tahu bahwa surga dan neraka itu dekat dengan manusia. Tidak ada jarak antara dirinya dengan surga atau neraka itu kecuali dengan dicabutnya ruh yakni kematian, kemudian akan berujung pada salah satu dari keduanya yakni surga atau neraka.
Dan mengingat-ingat surga itu akan membangkitkan semangat seseorang untuk beramal saleh.
Adapun mengingat-ingat neraka, akan mendorongnya untuk bertobat dan berisitigfar dari dosa-dosa.
Dia selalu waspada, jangan sampai kematian mendatanginya secara tiba-tiba, sedangkan dia dalam keadaan yang jelek sedang berbuat maksiat atau dosa, sehingga mati dalam keadaan su'ul khotimah.
(Syarh Ushul Al-Iman, hal. 111) Nas-alulloha Husnal Khotimah, wa na'uudzu bihi min Su'il Khotimah.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta