get app
inews
Aa Text
Read Next : PBNU Sesalkan Kunjungan Lima Tokoh Nahdliyin ke Israel, Tindakan yang Tidak Paham Geopolitik

Sejarah PBB, Diklaim Didirikan Yahudi hingga Ambisi Inggris Menguasai Bumi Palestina

Senin, 11 Desember 2023 | 13:51 WIB
header img
Kolase Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Winston Churchill. Foto: Wikipedia

JAKARTA, iNews.id - William G Carr, seorang penulis dan mantan anggota dinas rahasia Inggris, menyatakan dalam bukunya yang berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau Liga Bangsa-Bangsa (Nations League) diharapkan menjadi tempat subur untuk menerapkan berbagai rencana yang disusun oleh Konspirasi Yahudi Internasional.

Carr menekankan bahwa forum internasional yang diakui dalam Perjanjian Versailles menjadi kendaraan utama bagi para pemilik modal internasional.

"Dengan demikian, tokoh Zionis terkenal Nachom Sokolov, kepala Komite Eksekutif Konferensi Zionisme, dengan bangga terlibat dalam organisasi internasional ini," tulis Carr.

Pada tanggal 25 Agustus 1952, Carr menyatakan bahwa Liga Bangsa-Bangsa adalah hasil dari pemikiran orang Yahudi.

Pernyataan ini dikutip secara harfiah oleh Kolonel M. H. Seen dari Amerika dalam bukunya "Tangan Kotor" (The Filthy Hand), yang ditulisnya dengan sengaja untuk memperingatkan masyarakat Amerika tentang bahaya Zionisme.

Carr juga mengingatkan kita untuk memperhatikan pernyataan Weekham Syde, seorang ahli masalah internasional dan pemimpin redaksi harian berbahasa Inggris The Times. 

Syde berulang kali menyinggung pengaruh terselubung yang dilakukan oleh pemilik modal Yahudi internasional dalam bukunya yang berjudul "Selama 30 Tahun" (In the past 30 Years).

Pada halaman 301-302, Syde menyatakan bahwa saat Winston Churchill mengunjungi Palestina pada tahun 1921, delegasi Arab menyambutnya dan mengeluhkan ketidakadilan serta kekejaman kebijakan Inggris yang mendukung tujuan Zionisme, yaitu menguasai tanah Palestina.

Mereka meminta Churchill untuk memperjuangkan penyelesaian terhadap ketidakadilan ini.

Namun, Churchill menolak dengan alasan bahwa masalah tersebut berada di luar wewenangnya, dan ia percaya bahwa deklarasi Balfour akan lebih bermanfaat bagi kepentingan dunia, Kerajaan Inggris, dan bangsa Arab itu sendiri.

Carr mencatat bahwa pengungkapan ini baru diketahuinya pada tahun 1954, ketika Churchill mengakui dirinya sebagai seorang Zionis dalam pertemuan dengan Bernard Baruch di Amerika Serikat.

Ancaman terbuka dari tokoh Zionis terkemuka, Haim Weizman, terhadap Inggris pada tahun 1920, dan pernyataan ancaman serupa dari konferensi Zionisme di Budapest pada tahun 1919, juga diungkapkan oleh Carr sebagai bagian dari sejarah tersebut.
 

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut