PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Anak muda dan umat Islam memiliki potensi suara yang besar dalam kontestasi politik menjelang Pemilu 2024. Di sisi lain, isu perubahan iklim dan lingkungan belum menjadi agenda prioritas dalam visi misi calon presiden, wakil presiden hingga calon legislatif di tingkat pusat maupun daerah yang akan bertarung di pemilu mendatang.
Di berbagai daerah dampak dari perubahan iklim dan permasalahan lingkungan banyak dirasakan langsung oleh masyarakat akar rumput, seperti kasus kekeringan dan sampah yang terjadi di Kota Purwokerto. Untuk membahas hal tersebut, digelar talkshow Kampanye Pilah Pilih yang mengambil tema, ‘Suarakan Perubahan Iklim dari Perspektif Islam bersama Swing Voters’ di Auditorium FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (16/12) kemarin.
Dalam keterangannya, Minggu (17/12/2023), Project Lead dari Kampanye Pilah Pilih sekaligus perwakilan Umat untuk Semesta, Elok F. Mutia menyampaikan tujuan kampanye adalah untuk menyuarakan keresahan isu lingkungan di daerah yang dirasakan oleh anak muda. Mendengar suara anak muda penting karena 56,45 persen swing voters di Indonesia memiliki kepedulian terhadap isu lingkungan.
“Melalui roadshow yang kami lakukan di berbagai kota dan sebuah platform survey yang kami kembangkan di pilahpilih.id, kami ingin menggali apa saja keresahan mereka terkait isu lingkungan di daerah masing-masing. Karena terbukti seperti di sesi debat kemarin, isu lingkungan yang dibahas polusi udara, sedangkan melalui diskusi hari ini di Babupaten Banyumas, kita temukan bahwa isu ini bukanlah prioritas utama melainkan masalah kekeringan,” jelas Mutia dalam keterangannya.
Roadshow Pilah Pilih digelar di kota Malang, Yogyakarta, Semarang, dan Purwokerto dan akan hadir di beberapa kota lainnya. Suara dan keresahan anak muda yang terserap akan dikumpulkan bersama poin-poin rekomendasi yang akan diserahkan kepada kandidat calon presiden maupun tim suksesnya di bulan Januari 2024.
“Melalui Kampanye Pilah Pilih, kami berharap suara keresahan anak muda Muslim tentang permasalahan iklim di daerahnya masing-masing dapat terdengar dan mendapatkan perhatian dari para kandidat, sehingga para pemilih muda dapat memilih pemimpin yang rahmatan lil alamin, pemimpin yang menjadi rahmat untuk alam semesta,” jelasnya.
Widodo Hermanto, Founder Sedekah Bumi Gumelar dan Kader Konservasi Jawa Tengah menyampaikan berbagai permasalahan lingkungan yang ada di kawasan Banyumas, mulai dari sampah, tambang, dan khususnya kekeringan.
“Di tahun ini sejak Agustus hingga Desember saja pihak BPBD saja telah menyalurkan 7.211.000 liter air bersih kepada warga. Ini membuktikan bahwa di daerah kami terjadi kekeringan cukup parah dalam beberapa waktu terakhir,” jelas Widodo.
Untuk membantu mengatasi masalah kekeringan yang terjadi sejak 2017, ia telah bergerak untuk membantu mengatasi masalah kekeringan ini dengan mendirikan gerakan Sedekah Bumi.
“Saya dengan teman-teman mencoba menginisiasi penguatan sumber mata air secara mandiri dengan cara menanam pohon buah di sekitarnya. Harapannya kemudian akan panen oksigen dan bisa panen buah untuk ketahanan pangan,” tambahnya.
Dosen FIKES Unsoed, Agnes Fitria Widiyanto, S.KM., M.Sc. mengatakan isu lingkungan dan perubahan iklim memiliki kaitan dengan masalah kesehatan dan pangan. Sumber pangan dari pertanian dan juga lauk hasil tangkapan nelayan misalnya bisa terdampak oleh perubahan iklim melalui kekeringan dan terganggunya ekosistem.
“Kemudian penyakit, yang mungkin kita rasakan bersama munculnya bakteri, virus, kuman, yang sebelumnya tidak ada jadi ada, karena perubahan cuaca, kekeringan, dan sumber air yang berkurang,” kata Agnes.
Founder dan Research Manager Dai Muda Indonesia, Alfan Maulana Akbar menyatakan bahwa ajaran Islam sebetulnya sangat peduli dengan lingkungan. Dan menurutnya, upaya kepedulian dari anak muda muslim juga dapat dengan memperhatikan rekam jejak dan visi misi pasangan calon presiden yang akan dipilih.
“Karena perubahan kebijakan di bidang iklim tidak cukup dilakukan secara individu tetapi juga harus dilakukan secara terstruktur, sehingga mari lebih jeli dan rasional memilih siapa presiden kita”, tambahnya.
Editor : Arbi Anugrah