get app
inews
Aa Text
Read Next : Hamas Tunjuk Yahya Sinwar jadi Kepala Biro Politik, Pernah Dipenjara Israel 23 Tahun, Ini Sosoknya!

Remaja Israel Pilih Dipenjara 30 Hari daripada Berperang Melawan Hamas, Tal Mitnick: Stop Perang

Kamis, 28 Desember 2023 | 10:45 WIB
header img
Tentara zionis Israel tiarap saat berperang. Foto: Ist

GAZA, iNews.id - Tal Mitnick, remaja Israel berusia 18 tahun yang juga seorang aktivis, menolak wajib militer yang diterapkan pemerintah zionis. Dia memilih dipenjara 30 hari, daripada harus berperang melawan Hamas di Gaza.

“Saya percaya bahwa pembantaian tidak dapat menyelesaikan pembantaian, stop perang,” kata Tal Mitnick sebelum dia masuk ke pangkalan militer Tel HaShomer, menurut sebuah video yang diposting di akun X Mesarvot, sebuah organisasi yang menghubungkan generasi muda Israel yang tidak ingin bertugas di militer negara, dilansir TIME. 

“Serangan kriminal dan keji di Gaza, tidak akan menyelesaikan pembantaian yang dilakukan Hamas. Kekerasan tidak akan menyelesaikan kekerasan. Itulah sebabnya, Aku menolaknya,” tegas Tal Mitnick.

Sekelompok orang berkumpul dalam solidaritas dengan Mitnick sebelum dia memasuki pangkalan militer, di mana dia akan ditangkap pada hari Selasa. Hukuman penjaranya dapat diperpanjang melewati 30 hari pertama jika dia kembali menolak untuk wajib militer. 

Keputusan tersebut diambil di tengah masa keputusasaan warga Gaza yang masih menjadi sasaran bom dan serangan pasukan Israel hampir 12 minggu setelah perang dimulai. 

Lebih dari 20.000 warga Palestina telah terbunuh, menurut angka yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas pada hari Jumat. Laporan PBB juga memperingatkan bahwa lebih dari setengah juta orang di Gaza menderita kelaparan, dan risiko kelaparan meningkat setiap hari. 

“Pada tanggal 7 Oktober, masyarakat Israel mengalami trauma yang tidak pernah terjadi dalam sejarah negara tersebut…Setelah serangan Hamas, kampanye balas dendam dimulai tidak hanya terhadap Hamas, tetapi terhadap seluruh rakyat Palestina,” kata Mitnick dalam pernyataan yang dibagikan oleh jurnalis The Intercept, Prem Thakker. 

“Saya menolak untuk percaya bahwa lebih banyak kekerasan akan membawa keamanan, saya menolak untuk mengambil bagian dalam perang balas dendam. Refusenik, atau orang-orang yang menolak untuk bertugas di militer, bukanlah hal yang umum di Israel, meskipun terdapat pemberitaan mengenai perbedaan pendapat pada tahun-tahun sebelum perang yang sedang berlangsung. Awal tahun ini, ratusan remaja Israel menolak bergabung dengan tentara sebagai cara untuk memprotes rencana pemerintah melakukan perombakan hukum yang menurut mereka akan mengubah negara tersebut menjadi negara yang tidak demokratis," tambahnya.

Hukum Israel mewajibkan semua warga negara Israel yang berusia di atas 18 tahun yang beragama Yahudi, Druze, atau Sirkasia untuk bertugas di Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dengan beberapa pengecualian bagi orang Arab Israel, wanita beragama, pasangan menikah, atau orang yang tidak sehat secara medis atau mental. 

Beberapa orang Yahudi ultra-ortodoks, seperti Yahudi Haredi, juga dikecualikan dari wajib militer, laki-laki diharapkan mengabdi minimal 32 bulan, sedangkan perempuan harus mengabdi minimal 24 bulan. 

Israel memiliki salah satu militer terbesar di dunia, Neraca Militer 2023 dari Institut Internasional untuk Studi Strategis mengatakan terdapat hampir 170.000 personel militer aktif, meskipun tentara memiliki ratusan ribu lagi cadangan yang dapat mereka bawa sebagai bantuan tambahan. 

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut