Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Surat An-Nahl 16 ayat 69, yang terjemahannya sebagai berikut:
"Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan, lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)." Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir." (QS. An-Nahl 16: Ayat 69).
Lebah adalah mahluk Allah SWT, binatang kecil ini terukir indah dalam Al-quran. Allah SWT mengabadikan namanya pada salah satu surah dalam Al-quran, yakni surat An-nahl. Tentunya pasti ada keistimewaan tersendiri yang dimiliki binatang kecil ini, sehingga namanya termaktub dalam kitab yang suci dan mulia pedoman umat Islam yakni Al-quran. Lihat surah An-nahl [16] ayat 68-69.
Lebah diciptakan Allah SWT dengan banyak memberi manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Di antara manfaatnya yang telah masyhur adalah madu. Tak hanya itu, bagaimana perilaku binatang kecil ini haruslah menjadi cerminan akhlak khasanah bagi Muslim sejati.
Marilah bersama-sama kita mentafakuri lebah dan madu, pernahkah kita memperhatikan mahluk kecil ciptaan Allah SWT yang namanya lebah ini, dimanakah lebah mengumpulkan madu? Bagaimana cara lebah memproduk madu? Dimana makhluk kecil lebah ini akan memilih bunga-bunga terbaik yang akan menjadi sasarannya, kemudian menghisap sari-sari berkualitas terbaik dan menyimpannya didalam sarangnya, terhimpun sebagai madu. Lebah ini mengumpulkan sari-sari bunga terbaik kemudian diproduk menjadi madu yang memiliki khasiat sangat luar biasa, bahkan jauh lebih baik dari sari-sari bunga tadi.
Marilah kita perhatikan kehidupan lebah. Ada banyak hikmah dan makna yang bisa diambil dari kehidupan lebah untuk cerminan hidup muslim sejati.
Pertama, lebah (makhluk kecil) hanya menghisap saripati bunga. Ia hanya mengambil yang inti dan membiarkan yang lain. Lebah tahu, apa yang menjadi kebutuhannya hanyalah saripati, bukan yang lainnya. Dari konteks Ini mengajarkan pada kita sebagai muslim, bahwa setiap Muslim harus mengambil sesuatu yang baik, thayib dan halal. Sebab, agama islam mengajarkan bahwa mengambil hak orang lain hukumnya adalah dosa dan haram.
Kedua lebah menghasilkan madu. Ia memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. pelajaran bagi kita sebagai umat muslim. Madu berasal dari saripati bunga dan baik, maka keluarnya pun baik. Sesuatu yang halal, keluarnya halal, sesuatu yang baik akan mendapatkan kebaikan pula, dan akan banyak memberikan manfaat bagi orang lain (anfa'uhum linnas).
Ketiga, lebah bukan makhluk perusak dan tidak merusak. Di mana pun dia hinggap, tak ada tangkai daun ataupun ranting pohon yang patah. Makna ini bisa kita ambil pelajaran, betapa santunnya hewan kecil ini hingga dalam bergaul dia tidak menyakiti siapa pun dan senantiasa menjaga kedamaian dalam setiap suasana. Lebah senantiasa memegang prinsip iffah (ketenteraman) dalam pergaulan. (Meninggalkan penyakit-penyakit hati).
Keempat lebah punya harga diri. Ia tidak akan pernah mengganggu orang lain selama kehormatan dan harga dirinya dihormati. Namun, bila harga dirinya dizalimi, diganggu kehidupannya, jangan ditanya ia akan siap 'menyengat' pengganggunya. Karena itu, setiap Muslim haruslah mampu menjaga kehormatan dirinya, tidak mudah goyah akan cacian dan fitnahan dalam setiap melakukan kebenaran.
Sudah sepatutnya kita belajar ilmu dari lebah. Bukan karena fisik dan pesonanya yang kurang menarik, tapi karena komitmennya dalam bersikap dan berbuat. Manusia memiliki kesempurnaan dan kemuliaan dari makhluk lain. Namun kadangkala tingkah laku dan kehormatan manusia bisa lebih hina dari binatang. Na''uzdubillahi min dzalik.
Allah SWT memberikan pelajaran bagi manusia untuk mengambil hikmah dari lebah. Ia makhluk kecil yang memberikan manfaat sangat besar bagi kehidupan manusia. Tentunya, tak hanya dari lebah, setiap hamparan yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Allah SWT untuk kebutuhan manusia. Maka, bisakah kita mengambil makna dan pelajaran? Tentunya kita bisa mengambil pelajaran, bahwa menjadi pribadi muslim yang baik, yang bermanfaat, maka input yang masuk kepada diri kita pun mestinya yang baik. Perkataan-perkataan yang baik, bacaan-bacaan yang baik, pergaulan dan lingkungan yang baik, tingkah laku yang baik, sehingga akan melahirkan akhlak yang baik (akhlakul karimah). Wallahu A'lam.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing langkah kita, kehidupan dan ibadah kita, sehingga akhir hayat kita husnul khatimah, aamiin.
Oleh: Dr. H. Mukh Nursikin, M.Si.
(Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga, Pengasuh Pondok Pesantren Modern Annur Pabelan, Kabupaten Semarang)
Editor : EldeJoyosemito