KOLONEL Sarwo Edhie Wibowo kedatangan tamu pada pagi-pagi dan masih gelap. Tamu tersebut adalah ajudan Letnan Jenderal Ahmad Yani. Matahari belum menampakkan keberadaannya dan lampu jalan menyala temaram.
Kristiani Herrawati, biasa dipanggil Ani, sedang menyapu ruang tamu. Tiba-tiba terdengar ketukan keras dari luar rumah. Karena tak mendapat sahutan dari Ani, sang tamu menggedor.
Dengan hati-hati, Ani memberanikan diri untuk membuka pintu. Terlihat seorang pria berdiri tegak di depannya. “Ada Papi?” tanya lelaki itu dengan suara bergetar.
Lelaki itu menanyakan keberadaan ayah Ani, Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Dalam buku Kepak Sayap Putri Prajurit, kejadian itu menggambarkan situasi Jumat pagi, 1 Oktober 1965, penuh teka-teki.
Ani mengenal lelaki itu, Mayor Subardi. Ketika Ani mempersilakannya duduk di teras, ajudan Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani itu malah menerobos ke ruang tamu.
Sunarti Sri Hadiyah, ibu Ani, kemudian memanggil suaminya, yang sedang di kamar. Alasan Subardi menemui Sarwo karena ada hal buruk yang menimpa Letnan Jenderal Ahmad Yani.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta