Menurut penyuluh agama di Kecamatan Cilamaya Kulon, Sri yang mendapat keterangan dari pengurus pesantren mengatakan, saat kejadian kebakaran dibangunan lantai II itu merupakan asrama anak-anak. Saat itu mereka sedang istirahat tidur siang. Di lingkungan pesantren santri anak-anak wajib menjalani tidur siang.
"Tidur siang itu agenda wajib yang harus dilaksanakan setiap santri anak-anak. Jadi saat itu mereka semua sedang tidur semuanya," kata Sri.
Sri mengatakan, berdasarkan pengakuan dari korban yang selamat, peristiwa kebakaran bermula saat terjadi korsleting listrik pada kipas angin yang ada di dekat pintu ruangan. Kemudian oleh anak yang melihat percikan api langsung dipukul dengan maksud ingin dipadamkan.
Namun yang terjadi api menyambar kayu putih yang ada di dekat kipas. Kemudian api jatuh ke kasur dan langsung membesar.
"Anak-anak kaget melihat api membesar dan panik berlarian keluar. Tapi sebagian anak-anak masih ada yang tidur dan tidak mengetahui ada kebakaran," katanya.
Editor : Arbi Anugrah