WASHINGTON, iNewsPurwokerto.id - Seorang penembak jitu yang menargetkan calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikenal sebagai sosok yang pendiam, sering merasa kesepian, dan pernah mengalami intimidasi semasa sekolah.
Thomas Matthew Crooks (20 tahun) tewas ditembak oleh agen Secret Service setelah melepaskan sekitar selusin tembakan ke arah Trump saat kampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu lalu.
Trump, mantan Presiden AS, selamat meskipun bagian atas telinga kanannya terluka oleh peluru. FBI masih menyelidiki motif di balik penembakan ini.
Crooks digambarkan sebagai siswa yang pendiam dan sering diintimidasi oleh mantan teman sekolahnya, meskipun tidak diketahui dia pernah membahas politik atau Trump.
Setelah penembakan itu, penyelidik menemukan "alat mencurigakan" di mobil Crooks yang sedang dianalisis. Senjata yang digunakan adalah senapan semi-otomatis model AR yang dibeli secara legal oleh ayah Crooks. FBI menganggap Crooks sebagai pelaku tunggal yang bekerja sendiri dan masih menyelidiki kemungkinan aksi terorisme domestik.
Crooks terdaftar sebagai anggota Partai Republik tetapi pernah memberikan sumbangan kepada komite aksi politik progresif yang mendukung Partai Demokrat.
Meskipun identifikasi media sosial terkait dengannya, tidak ada bukti bahwa itu terkait dengan rencana atau promosi kekerasan terhadap pandangannya. Ayah Crooks mencatat bahwa dia sedang mencari tahu lebih lanjut tentang insiden tersebut sebelum memberikan pernyataan lebih lanjut kepada media.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta