PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Para ulama berselisih pendapat tentang status Surat Al Kautsar, apakah tergolong Makkiyah atau Madaniyah. Sebagian ulama menyatakan bahwa surat Al Kautsar adalah Makkiyah berdasarkan topik pembahasan surat ini. Sebab surat ini diturunkan karena munculnya cercaan orang-orang kafir Quraisy kepada Nabi.
Ustadz Firanda Andirja dalan Kelas UFA dikutip pada Jumat 2 Agustus menjelaskan,
Allah berfirman pada permulaan surat:
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) nikmat yang banyak”
Surat ini berisi pemuliaan terhadap Nabi Muhammad dimana Allah telah memberikan untuk beliau Al-Kautsar. Para ulama berbeda pendapat tentang makna Al-Kautsar. Pendapat pertama, Al-Kautsar artinya kebaikan yang banyak. Diambil dari kata كَثْرَةٌ yang berarti banyak, kemudian dibentuk dengan wazan فَوْعَلْ sehingga menjadi الْكَوْثَرَ yaitu Allah telah memberikan kepada Muhammad kebaikan yang banyak dan diantaranya adalah sungai al-Kautsar di surga dan telaga al-Kautsar di padang mahsyar. Sehingga pendapat pertama ini bersifat umum.
Pendapat kedua, Al-Kautsar adalah khusus sungai di surga sebagaimana dikuatkan oleh banyak hadits dan juga termasuk telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dari Anas, ia berkata, suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisi kami dan saat itu beliau dalam keadaan tidur ringan (tidak nyenyak). Lantas beliau mengangkat kepala dan tersenyum. Kami pun bertanya, “Mengapa engkau tertawa, wahai Rasulullah?” “Baru saja turun kepadaku suatu surat”, jawab beliau. Lalu beliau membaca,
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. Al Kautsar: 1-3). Kemudian beliau berkata, “Tahukah kalian apa itu Al Kautsar?” “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, jawab kami. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيَقُولُ مَا تَدْرِى مَا أَحْدَثَتْ بَعْدَكَ
“Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku ‘azza wa jalla. Sungai tersebut memiliki kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang nanti akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat nanti. Bejana (gelas) di telaga tersebut sejumlah bintang di langit. Namun ada dari sebgaian hamba yang tidak bisa minum dari telaga tersebut. Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa mereka telah amalan baru sesudahmu.” (HR Muslim no. 400)
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta