get app
inews
Aa Text
Read Next : Imunisasi dan Penjaringan Kesehatan, Cara SD UMP Bentengi Penyakit

Tips Hadapi Inflasi Medis dengan Bijak dari Donna Agnesia

Senin, 05 Agustus 2024 | 21:44 WIB
header img
Sequis luncurkan asuransi kesehatan Sequis Q Infinite MedCare Shield Rider. Foto: Dok Sequis

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Kenaikan biaya perawatan medis kini tengah menjadi perhatian banyak pihak. Survei Willis Tower Watson mengatakan bahwa inflasi biaya medis global pada tahun 2023 mengalami peningkatan dari 7,4 persen menjadi 10,7 persen. 

Di Indonesia, peningkatan biaya medis mencapai 11,5 persen dan akan meningkat lagi hingga 12,74 persen pada 2024. Kenaikan biaya medis di Indonesia sebetulnya telah meningkat semenjak pandemi covid-19. Meningkat hingga 13,6 persen dalam laporan Health Trend 2023 dari Mercer Marsh Benefits (MMB).

Kenaikan inflasi medis ditengarai oleh berbagai sebab, antara lain kenaikan biaya dokter, biaya perawatan, operasi, dan perkembangan teknologi kesehatan terbaru yang memerlukan investasi besar dari rumah sakit. Selain itu, isu overtreatment ikut disorot, yakni kondisi ketika pasien sering kali menerima perawatan dan layanan yang berlebihan sehingga terjadi biaya tambah yang berlebih (over charging) untuk tagihan rumah sakit.

Kenaikan biaya medis ikut meresahkan masyarakat. Hal ini mengingat biaya perawatan kesehatan sebelum terjadi inflasi telah menjadi beban finansial mereka. 

Risiko sakit tidak dapat ditebak kapan akan terjadi. Demikian pula dengan besaran biaya pengobatannya. Apalagi, jika didiagnosa penyakit kritis, tentunya akan membutuhkan biaya yang sangat besar dengan masa pengobatan yang panjang.

Financial Consultant & Brand Ambassador Sequis Donna Agnesia menanggapi kondisi ini yang menurutnya memprihatinkan, karena kenaikan biaya medis sulit dihindarkan dan akan menjadi tambahan pengeluaran keluarga. Untuk itu, Donna menyarankan masyarakat meminimalisir risiko menanggung biaya kesehatan dengan disiplin melakukan perencanaan keuangan sejak memiliki penghasilan.

“Mengelola keuangan termasuk susah-susah gampang. Sering dianggap susah karena kita dikelilingi oleh berbagai kemudahan belanja online dengan harga murah, bermacam diskon di berbagai gerai belanja, dan godaan gaya hidup masyarakat modern yang perlu biaya besar. Namun, dengan kondisi kenaikan inflasi medis, berpotensi membuat kondisi hidup jadi mendesak. Pada akhirnya, kita harus membuat prioritas pengeluaran. Itu sebabnya, pengelolaan keuangan menjadi suatu keharusan,” kata Donna dalam keterangannya, Senin (5/8/2024).

Dengan melakukan perencanaan keuangan, lanjut Donna ada kemungkinan bisa menganggarkan pos biaya kesehatan sehingga bila ada anggota keluarga terserang penyakit ringan dan butuh pengobatan sederhana dapat segera ditangani. Jangan sampai untuk penyakit ringan pun tidak memiliki anggaran. Maka jangan remehkan penyakit ringan, segera berobat demi mencegah dari kemungkinan meluas menjadi penyakit kronis.

“Saya pun membuat anggaran kesehatan setiap bulan. Kebiasaan baik ini kami sosialisasikan juga ke anggota keluarga dan orang-orang terdekat. Anggaran kesehatan dapat digunakan untuk kebutuhan obat ringan, vitamin, dan kunjungan dokter,” imbuh Donna.

Sebagai Financial consultant, Donna kerap berbagi saran kepada calon nasabah dan orang-orang terdekatnya agar saat menerima gaji, bonus, atau pendapatan lain, jangan langsung gesek untuk belanja, tetapi sisihkan setidaknya 50 persen hingga 70 persen untuk kebutuhan pokok termasuk cicilan, utang, dan asuransi kesehatan. Kemudian sekitar 10 persen untuk dana darurat. Jika penghasilan bertambah atau risiko dirasa cenderung meningkat maka persentase pos dana darurat dapat ditambah.

Pos dana darurat berguna sebagai perlindungan jangka pendek untuk menghadapi kejadian yang tidak terduga, seperti jika terjadi risiko pekerjaan yang memengaruhi penghasilan, perbaikan rumah yang mendesak, atau jika terjadi kecelakaan dan kondisi darurat lainnya.

Donna pun mengingatkan untuk memasukkan asuransi kesehatan dalam perencanaan keuangan karena jika hanya mengandalkan dana darurat untuk rawat medis akan mengurangi saldo pos dana darurat. Perawatan medis akan butuh dana lebih dan cenderung tidak dapat diperkirakan, inflasi medis sudah pasti akan terus naik, dan kondisi alam yang semakin berubah ikut memengaruhi kondisi kesehatan atau kita menjadi lebih mudah sakit.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut