Kepala Sekretaris Kabinet, Yoshimasa Hayashi, menyatakan bahwa Pemerintah Jepang tidak dalam posisi untuk memberikan komentar apa pun karena acara peringatan tersebut diselenggarakan oleh kota.
Sementara itu, seorang penyintas bom atom Nagasaki, Terumi Tanaka (92), memahami keputusan pemerintah kota.
Menurutnya, Wali Kota Suzuki mendengarkan masukan dari warga. Tanaka, yang kehilangan lima anggota keluarganya dalam serangan bom atom, berpendapat bahwa semua orang harus fokus pada bagaimana membuat upacara tersebut bermakna, mungkin dengan mengirimkan pesan yang dapat mengarah pada berakhirnya perang. Keputusan tersebut, menurutnya, mungkin bukan tentang mengkritik siapa pun.
Para Dubes negara G7 dan beberapa negara lain telah mengirim surat bersama ke Pemerintah Kota Nagasaki pada pertengahan Juli, menyatakan keberatan mereka atas tidak diundangnya Israel. Mereka mengancam tidak akan mengirim pejabat tingkat tinggi ke peringatan tersebut.
"Jika Israel dikecualikan, akan sulit bagi kami untuk mengirim pejabat tingkat tinggi dalam acara tersebut," demikian isi surat bersama tersebut.
Pemerintah Nagasaki pada 31 Juli lalu mengumumkan tetap tidak akan mengundang Dubes Israel. Suzuki juga telah menjelaskan sikap pemerintahannya kepada para Dubes, namun tidak digubris.
Dubes Inggris untuk Jepang, Julia Longbottom, dan mitranya dari AS, Rahm Emanuel, menjadi yang pertama mengumumkan akan absen dalam peringatan tersebut, diikuti oleh negara-negara G7 lainnya.
Namun, Dubes Cohen diundang untuk menghadiri peringatan perdamaian di Hiroshima pada Selasa lalu.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta