TERNYATA tak semua orang mau menikah. Melajang kini semakin menjadi pilihan banyak orang di dunia, termasuk wanita.
Ide melajang dan menikmati hidup mereka sendiri jauh lebih menarik daripada punya pasangan toxic. Namun ada juga banyak wanita yang lebih suka melajang hingga mereka benar-benar menemukan teman hidup yang tepat dan tidak toxic.
Melansir Times of India, berikut sejumlah alasan yang membuat banyak wanita lebih memilih untuk melajang, apa saja?
1. Ogah menghadapi drama dalam hubungan cinta
Berkencan, apalagi menikah bisa membuat stres bagi beberapa orang. Mereka juga tak tahan dengan drama yang ditimbulkan di dalamnya. Oleh karena itu mereka lebih suka melajang saja.
2. Tidak mau berkomitmen
Beberapa wanita lajang suka berkencan atau pacaran. Namun mereka pacaran bukan untuk terlibat dalam hubungan yang serius atau berkomitmen untuk menikah.
3. Mereka menikmati hal-hal lain dalam hidup
Wanita yang suka melajang tidak membutuhkan pria untuk memiliki kehidupan yang memuaskan dan menyenangkan. Mereka memiliki hal lain dalam hidup untuk membuat mereka bahagia. Bepergian, pergi bersama teman, menggoda orang secara acak, mengejar karier yang sukses adalah hal yang lebih menggairahkan mereka daripada menjalin hubungan.
Setiap orang memiliki prioritas yang berbeda dan kehidupan pernikahan konvensional sepertinya tidak menjadi prioritas bagi sebagian wanita.
4. Mereka tak mau menambah beban hidup
Sejumlah wanita mengatakan, menikah itu hanya menambah beban hidup. Sebab dengan menikah maka mereka harus mengurus suami dan anak-anaknya. Sementara mereka sudah terbiasa hidup bebas tanpa beban dengan menjadi cewek lajang. Mereka sangat menikmati me time dan kebebasan dirinya.
Nah, sebenarnya tak masalah mau melajang selamanya atau menikah, hal terpenting adalah merasa bahagia. Bukankah begitu?
5. Pencinta kebebasan
Perempuan yang sangat mencintai kebebasan lebih suka melajang. Sebab tidak akan ada pasangan yang banyak mengatur gaya hidupnya. Dia bebas mengeksplorasi apapun yang diinginkannya tanpa ada kekangan yang membosankan.
Editor : Arbi Anugrah