DUBLIN, iNews.id - Politisi Irlandia Richard Boyd Barret melayangkan kritik lewat akun Twitter resminya tentang “standar ganda” negara-negara Barat. Kritik itu dilontarkan Richard pada Kamis (3/3/2022) atas dua invasi berbeda, yakni antara yang dilakukan Rusia ke Ukraina dan Israel ke Palestina.
“Orang-orang Palestina diperlakukan sebagai ras yang lebih rendah. Akses ke makanan dan air ditolak. Namun tidak ada sanksi terhadap Israel karena rezim apartheidnya. Benar-benar munafik.” tulis Richard.
Selang beberapa hari kemudian, anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon, juga menunjukkan kekecewaan serupa.
Dilansir dari SINDOnews, Fadli Zon memposting cuitan berisi, “Standar ganda Barat semakin terlihat dengan perbedaan perlakuan atas agresi Israel di Palestina. Tak ada sanksi, tak ada kecaman, terjadi bertahun-bertahun. Barat tak peduli dengan penderitaan rakyat Palestina. Berbeda dengan Ukraina.” Pernyataan tersebut diunggahnya pada Sabtu (5/3).
Memang saat ini banyak negara, terutama Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE), berbondong-bondong memberikan sanksi internasional atas upaya penyerangan militer Rusia terhadap Ukraina.
Sanksi tersebut berupa pembekuan aset, diskualifikasi Rusia dari FIFA, larangan penerbangan, larangan impor minyak, hingga sanksi terbesar yakni pemblokiran akses keuangan Rusia dari sistem global SWIFT.
Namun, jika dipikir-pikir, mengapa sanksi ini baru dijatuhkan pada Rusia saja, ketika di sisi lain Israel sudah mengacak-ngacak tanah Palestina sejak bertahun-tahun lamanya?
Dilansir dari berbagai sumber, semua ini tidak luput dari campur tangan Amerika Serikat. Perekrutan Ukraina menjadi bagian dari NATO adalah pemantik yang memicu konflik tidak berkesudahan antara Rusia-Ukraina.
Editor : Arbi Anugrah