Daoud Kuttab, jurnalis dan aktivis Palestina, juga mengkritik penerapan standar ganda media dan pemerintah Barat. Dalam tulisannya di Al-Monitor, dia mengatakan Palestina dan pendukungnya selama bertahun-tahun mengkritik negara-negara Barat karena hanya memberikan lip service untuk mengakhiri pendudukan Israel.
Sebaliknya, Barat secara finansial, militer dan politik mendukung penjajah Israel. "Negara-negara Barat dan media sering menggunakan istilah yang tepat dari orang Israel untuk menggambarkan perlawanan [rakyat Palestina] sebagai tindakan teror. Bahkan inisiatif diplomatik dijuluki 'diplomatik teror'," katanya.
"Sampai Ukraina. Tiba-tiba, para wanita yang menyiapkan bom molotov menjadi pahlawan media," lanjut dia. Sanksi tidak hanya digunakan terhadap tentara atau tokoh politik, tetapi bahkan meluas ke olahraga.
"Rusia dituduh melakukan kejahatan perang, dan bahkan Pengadilan Kriminal Internasional menaruh perhatian. Palang Merah memasang pengumuman layanan publik yang mengingatkan penjajah Rusia akan kewajiban mereka menurut hukum internasional," imbuh dia. "Standar ganda tidak lagi menjadi masalah teoretis tetapi sebuah pertunjukan terbuka kemunafikan oleh komunitas internasional, yang tidak banyak berbuat apa-apa untuk menentang pendudukan wilayah Palestina."
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta