JAKARTA, iNewsPurwokerto.id-Pendakwah sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama, Gus Miftah, menjadi sorotan publik setelah candaan yang dilontarkannya kepada seorang pedagang es teh dalam acara Magelang Bersholawat pada 27 November 2024 viral di media sosial.
Peristiwa ini memicu perdebatan terkait etika bercanda, terutama bagi figur publik dan tokoh agama.
Gus Miftah akhirnya menyampaikan permintaan maaf melalui sebuah video pada Rabu, 4 Desember 2024. Dalam pernyataannya, ia mengakui kekhilafannya dan meminta maaf secara tulus kepada pedagang es teh serta masyarakat yang merasa terganggu.
"Dengan kerendahan hati, saya minta maaf atas kekhilafan saya. Saya sering bercanda dengan siapa saja. Untuk itu, saya akan meminta maaf secara langsung kepada yang bersangkutan. Semoga pintu maaf dibukakan untuk saya," ujar Gus Miftah.
Ia juga menyadari bahwa candaan yang dilontarkannya telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat. "Saya meminta maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu dengan candaan saya, yang mungkin dianggap berlebihan," tambahnya.
Selain itu, Gus Miftah mengungkapkan bahwa ia telah menerima teguran langsung dari Sekretaris Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya. "Ini menjadi introspeksi bagi saya untuk lebih berhati-hati dalam berbicara di depan publik," katanya.
Insiden ini juga menarik perhatian Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Melalui akun resmi Instagram @gerindra, partai tersebut menyampaikan teguran keras kepada Gus Miftah.
"Dengan segala kerendahan hati, kami meminta Gus @gusmiftah untuk meminta maaf kepada bapak penjual es. Apa yang Gus lakukan tidak sesuai dengan apa yang Pak @Prabowo inginkan dan ajarkan. Terima kasih," tulis akun tersebut.
Dalam unggahannya, Partai Gerindra juga membagikan video pernyataan Prabowo Subianto yang menegaskan pentingnya menghormati para pekerja kecil, termasuk pedagang kaki lima.
“Saya sangat hormat kepada pedagang kaki lima, tukang ojol, tukang bakso. Mereka bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga mereka. Itu pekerjaan yang mulia, jujur, dan halal,” ujar Prabowo dengan tegas.
Peristiwa ini bermula ketika Gus Miftah berbicara kepada seorang pedagang es teh dalam acara Magelang Bersholawat. Candaan yang dilontarkannya dinilai tidak pantas oleh banyak pihak.
"Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok. Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir)," ujar Gus Miftah.
Meskipun nada ucapannya ringan, banyak masyarakat menganggap bahwa komentar tersebut merendahkan profesi pedagang kecil yang bekerja keras mencari nafkah.
Sebagai tokoh agama dengan pengaruh besar, Gus Miftah diingatkan untuk lebih berhati-hati dalam berbicara, karena ucapannya memiliki dampak yang luas di masyarakat.
Editor : Elde Joyosemito