PASUKAN Brimob dilepas mantan Kapolri Jenderal Polisi (Purn) Raden Soekarno Djojonegoro ke medan perang ke Irian Barat bertepatan dalam suasana Lebaran, Idul Fitri pada 8 Maret 1962.
Namun pasukan Brimob ini bingung mengapa Jenderal Raden Soekarno Djojonegoro justru meminta maaf kepada prajurit Resimen Tim Pertempuran (RTP) 1 Brimob karena mereka terpaksa meninggalkan anak, istri, dan orangtua.
Saat itu, tanggal 8 Maret 1962 bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri pasukan Resimen Pelopor diberangkatkan ke Irian Barat dengan tujuan menaklukkan Belanda. Mereka akan bertempur dengan kemungkinan besar tidak akan pulang.
Para komandan Tim Resimen Pelopor di Irian Barat, 1968. Foto: Koleksi Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, penulis buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, Januari 2013
Suasana penuh emosional dari sambutan Jenderal Polisi Soekarno justru ditanggapi acuh tak acuh oleh para Resimen Pelopor. Banyak anggota pasukan khusus itu keheranan.
“Kok yang menangis malah Jenderal Soekarno, padahal yang akan berangkat menuju kematian adalah mereka para prajurit rendahan, bukan para jenderal.” Suasana kian dramatis ketika di tengah upacara pemberangkatan, hujan deras mengguyur.
Namun, prajurit Detasemen III Pelopor itu masih saja bersikap acuh lantaran kebanyakan mereka masih lajang. Para komandan Tim Resimen Pelopor di Irian Barat, 1968.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta