Abdul Mu’ti juga mengingatkan siswa akan pentingnya makan makanan yang sehat dan bergizi dan menghindari makanan cepat saji. "Junk food memang lezat, tapi tidak bergizi," pesannya.
Ia juga mendorong siswa untuk terus belajar, tidak hanya di sekolah tetapi dari berbagai sumber. "Teknologi digital bisa dimanfaatkan untuk hal positif, seperti belajar bahasa," tambahnya. Menurutnya, motivasi tinggi untuk menuntut ilmu adalah kunci penting dalam menghadapi tantangan masa depan.
Kebiasaan lain yang ditekankan Abdul Mu’ti adalah pentingnya bermasyarakat. Menurutnya, nilai ini merupakan sarana bagi anak untuk makin mencintai tanah air. "Anak-anak sebagai orang Melayu juga harus bermasyarakat supaya tidak kehilangan identitas budaya Indonesia," pesannya.
Ia juga menyoroti pentingnya tidur cepat untuk menjaga kesehatan dan mempersiapkan diri menghadapi hari esok dengan energi yang optimal.
Guru Bimbingan Konseling SMPN 4 Pekanbaru, Asmawati, mengatakan kebiasaan baik yang diterapkan turut memperkuat pendidikan karakter. Oleh karena itu, ia berharap agar sekolah, orang tua, dan masyarakat bisa terus bersinergi dalam menerapkan kebiasaan baik ini.
"Sebagai bentuk kerja sama, kami secara periodik melakukan pertemuan dengan orang tua murid untuk menyelaraskan visi dan misi pendidikan yang ingin kami raih bersama," tutup Asmawati.
Sebagai bagian dari upaya mewujudkan Generasi Emas 2045, Kemendikdasmen merumuskan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, meliputi bangun pagi, berdoa, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Program ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam membentuk generasi muda yang unggul dan berkarakter kuat.
Editor : Arbi Anugrah