get app
inews
Aa Read Next : Mahasiswi Asal Palestina saat Aksi di UMP: Dalam Setiap Doa Kami Bersama

Cerita Mahasiswa KKN UMP Mendapatkan Pengalaman Menangani Pasein Covid-19

Minggu, 15 Agustus 2021 | 17:07 WIB
header img
137 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mendampingi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi terpusat. Pendampingan ini dianggap menjadi pengalaman sangat berharga bagi para mahasiswa. (Foto: Aryo Rizqi).

PURWOKERTO, iNews.id - Sebanyak 137 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk mendampingi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi secara terpusat. Pendampingan ini dianggap menjadi pengalaman sangat berharga bagi para mahasiswa.

"Disana kita melihat ibu ibu hamil yang berjuang bukan hanya untuk sembuh sendiri tapi buat anaknya juga. Kemudian ada ibu ibu hamil yang sudah harinya melahirkan, kita dari tim relawan disana ikut melakukan rujukan ke rumah sakit Margono. Melihat semua perjuangan yang dialami ibu hamil, nakes disana jadi banyak belajar," kata Kartika Sari Dewi, mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan UMP saat berbagi pengalamannya, Minggu (15/8/2021).

Dia mengatakan dirinya dan teman temannya ditempatkan di pusat pusat tempat isolasi pasein Covid-19. Dirinya sendiri ditempatkan di Rumah Karantina Tiara yang dikhususkan untuk ibu hamil yang terpapar Covid-19.

"Biasanya ibu yang telah melahirkan tidak boleh menyusui anaknya, karena orangtuanya harus lanjut isolasi. Kebanyakan yang dari rumah sakit dikembalikan lagi ke Tiara untuk melanjutkan isolasi, setelah selesai isolasi baru dikembalikan ke rumah untuk bertemu dengan anaknya," jelasnya.

Dia mengaku mendapatkan pengalaman luar biasa selama menjalani KKN ini yang diakuinya tidak pernah didapatkan selama belajar di kampus.

"Banyak sekali, salah satunya ucapnya terima kasih dari pasien, tiap pulang mereka selalu mengucapkan terimakasih kepada kita, itu buat kita terharu. Dan ketika bisa bantu mereka pulang atau bisa membantu mereka melahirkan dengan selamat itu buat kita suatu kebanggaan," ungkapnya.

Rektor UMP, Jebul Suroso mengatakan, KKN ini merupakan upaya kemanusiaan yang dilaksanakan selama 32 hari. Pihaknya memang merespon kebutuhan relawan di Kabupaten Banyumas untuk mengelola pasein yang menjalani isolasi secara terpusat.

"Ini justru salah satu bentuk KKN yang dibutuhkan masyarakat, ini KKN tematik penanggulangan Covid-19, dan para mahasiswa ini nantinya akan mendapatkan penghargaan lebih seperti sertifikat, capaian SKS dan yang pastinya nilai. Karena bukan hanya kerja yang nyata, tetapi juga karena ini sangat beresiko," jelasnya.

Dia mengatakan jika terdapat tiga Fakultas di UMP yang terlibat dalam KKN ini, diantaranya Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi.

Mereka ditempatkan diantaranya di Rumah Karantina Tiara, Rumah Karantina Pondok Slamet di Baturraden, Rumah Karantina Baturraden dan beberapa Puskesmas.

Selain mengelola pasein isolasi, para mahasiswa juga tertantang membuat inovasi seperti bilik anosmia (Bilas) untuk membantu pasien Covid-19 yang kehilangan Indra penciumannya.  

"Alhamdulillah ada manfaat, dan yang kami suka adalah bisa melahirkan inovasi, Inovasi baru dalam bentuk sederhana tetapi bisa membantu orang yang mengalami anosmia," ucapnya.

Meskipun demikian, UMP siap jika suatu waktu mahasiswanya kembali dibutuhkan untuk melakukan KKN bagi pasien Covid-19 yang ada ditempat isolasi.

Bupati Banyumas Achmad Husein sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh para mahasiswa KKN UMP. Pasalnya sejak awal, pihaknya telah menawarkan program KKN ini ke kampus kampus di kota Purwokerto.

Namun UMP mengambil respon ini lebih cepat dibandingkan kampus lain, meskipun saat ini hampir semua kampus telah mengikuti program KKN seperti ini.

"Saya menawarkan itu bukan hanya UMP, banyak kampus untuk bisa gabung melakukan KKN seperti ini, tapi yang responsif dan cepat tanggap dan langsung ditindaklanjuti itu hanya UMP, yang lain tetep jalan cuma berikutnya," ujarnya.

Dalam kegiatan KKN ini, selain menjadi amal ibadah bagi mahasiswa, karena telah ikut membantu banyak orang yang terpapar COVID-19. Nantinya mahasiswa akan mendapatkan SKS dan sertifikat. 

"Selain ada SKS nya, ada sertifikatnya, dan ini jadi amal ibadah, karena banyak yang telah dibantu, banyak yang telah ditolong dan banyak kemudian mereka yang kembali pulang karena kerja keras semuanya," ujarnya.

Diakhir kegiatan, Husein berpesan agar para mahasiswa sebelum pulang dari tempat isolasi, dapat di swab antigen terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan keamanannya sebelum tiba di rumah.

 

Editor : Aryo Arbi

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut