PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Tidak ada jalan yang terlalu sulit bagi mereka yang memiliki tekad kuat. Kisah hidup Prof. Dr. Suwartono, M.Hum. adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk mencapai kesuksesan. Lahir di Rembang, Jawa Tengah, pada 24 Desember 1967, ia tumbuh dalam kondisi ekonomi yang sulit, namun semangatnya untuk meraih pendidikan tidak pernah pudar.
Prof. Dr. Suwartono merupakan satu dari empat akademisi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang menerima gelar Buru Besar pada Selasa (4/2) lalu.
Sejak kecil, Suwartono telah menghadapi kerasnya kehidupan. Hampir saja ia tidak bisa menyelesaikan sekolah dasar karena harus bekerja sebagai tukang bersih-bersih perahu demi membantu keluarganya.
Beban hidup semakin berat ketika kedua orang tuanya berpisah, meninggalkan ibunya, Salipah, sebagai satu-satunya orang yang bertanggung jawab atas keluarganya. Meski dalam kondisi sulit, sang ibu selalu menanamkan harapan agar Suwartono kelak bisa menjadi seorang guru.
Keinginan untuk keluar dari kemiskinan menjadi pendorong utama bagi Suwartono untuk melanjutkan pendidikan. Pada tahun 1987, ia berhasil masuk ke Diploma 3 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Namun, perjalanan studinya tidaklah mudah. Untuk membiayai kuliah, ia harus bekerja di berbagai tempat, mulai dari menemani turis asing hingga bekerja di gudang pengolahan ikan.
Meski penuh tantangan, Suwartono tidak menyerah. Ia melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 di UNS dan akhirnya memilih jalur pengabdian sebagai pendidik. Setelah lulus, ia mengajar di SMA Muhammadiyah Surakarta sebelum akhirnya direkomendasikan oleh dosennya untuk bergabung di IKIP Muhammadiyah Purwokerto pada tahun 1995.
Karier akademiknya semakin berkembang. Dengan dukungan keluarga, ia berhasil menyelesaikan S2 Linguistik di UNS pada tahun 1999 dan kemudian melanjutkan S3 Pendidikan Bahasa di Universitas Negeri Jakarta pada tahun 2006.
Dedikasi dan kerja kerasnya berbuah manis. Ia meraih sertifikasi internasional sebagai pelatih TESOL, aktif dalam publikasi ilmiah, serta menjadi pembicara di berbagai forum internasional di 17 negara. Tak hanya itu, ia juga telah melatih ribuan guru dan menjadi supervisor dalam penyelenggaraan ujian pendidikan profesi guru di berbagai provinsi di Indonesia.
Di balik kesuksesannya, ada sosok yang selalu mendukungnya, yakni sang istri, Ima Wahyuningsih, yang juga seorang akademisi. Dengan kerja keras dan ketekunan, pada tahun 2023, Suwartono akhirnya mencapai puncak akademiknya dengan meraih gelar Profesor dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris.
Kini, ia menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib. "Pelaut ulung terbentuk di lautan berombak besar; kesuksesan sejati hanya diraih oleh mereka yang akrab dengan terpaan ujian hidup," ungkap Prof. Suwartono dengan penuh semangat.
Kisah hidup Prof. Dr. Suwartono, M.Hum. bukan sekadar cerita tentang kesuksesan, melainkan juga tentang kegigihan, kerja keras, dan keyakinan bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk meraih impian. Dari tukang bersih-bersih perahu hingga menjadi seorang profesor, ia telah membuktikan bahwa mereka yang tak menyerah akan mampu mengubah hidupnya.
Editor : Arbi Anugrah