Kisah Aiptu Raden Sutrisno Wibowo, Polisi yang Tetap Bertugas dengan Proyektil Bersarang di Kakinya
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/10/f4f6a_kisah-aiptu-raden-sutrisno-wibowo.jpeg)
Setelah tiba di Rumah Sakit Polda Sumatera Utara, tim medis berhasil mengeluarkan satu proyektil dari tubuhnya. Namun, satu proyektil masih bersarang di kakinya hingga kini. Proses perawatannya memakan waktu dua bulan sebelum akhirnya ia dievakuasi ke Jakarta.
Saat menjalani perawatan, Bowo sempat diberitakan sebagai korban meninggal akibat sergapan anggota GAM oleh salah satu stasiun televisi. Namun, kenyataannya ia berhasil bertahan dan melanjutkan proses pemulihan.
Saat kembali ke Kelapa Dua, ia bersama sekitar 20 anggota lain yang terluka mendapat tawaran dari Kapolri untuk kembali ke daerah asal mereka.
"Alhamdulillah saya bisa kembali ke Jawa Tengah dalam posisi saya masih menggunakan kursi roda. Tapi berkat dukungan keluarga, terutama istri, saya kembali bersemangat untuk bangkit,” tuturnya.
Bowo mengaku masih mengingat jelas kejadian tragis itu. Peristiwa itu terjadi pada hari Sabtu, bulan September tahun 2000 silam, sekitar pukul 11.00 siang. Saat kejadian, ia mengingat jika kondisi sang istri sedang hamil.
Adapun jenis proyektil yang bersarang di kaki kanannya berasal dari senapan laras panjang AK-47 buatan Rusia. Sebagai bentuk penghargaan atas pengabdiannya di daerah konflik, Bowo menerima penghargaan langsung dari Kapolri. Ia berharap penghargaan itu bisa bermanfaat bagi anaknya saat mendaftar di kepolisian.
"Anak saya tahun ini mendaftar, semoga bisa menggunakan jalur prestasi olahraga, hafidz Quran dan penghargaan orang tua saat berdinas," harapnya.
Di tengah keterbatasannya, Bowo tetap menjalankan tugasnya sebagai anggota kepolisian dengan penuh dedikasi. Ia pun berpesan kepada rekan-rekannya agar selalu menjalani tugas dengan keikhlasan dan rasa tanggung jawab.
"Menjadi polisi adalah pengabdian. Semua yang terjadi adalah bagian dari takdir dan jalan hidup yang harus dijalani," pungkasnya.
Perjuangan Aiptu Raden Sutrisno Wibowo menjadi bukti nyata bahwa semangat juang tak pernah padam, bahkan ketika nyawa sempat berada di ujung tanduk.
Editor : Arbi Anugrah