get app
inews
Aa Text
Read Next : 22 Puskesmas di Purbalingga Siap Laksanakan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Inilah Profil Band Sukatani dengan Lirik Kritik Sosial yang Mengguncang

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:36 WIB
header img
Band indie asal Purbalingga, Sukatani, mendadak jadi sorotan publik. (Foto: IG Sukatani)

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id Band indie asal Purbalingga, Sukatani, mendadak jadi sorotan publik setelah viralnya lagu mereka, "Bayar Bayar Bayar," yang memicu polemik. Band ini dikenal dengan gaya musik unik yang menggabungkan elemen rock alternatif, pop, dan sentuhan elektronik, dibalut lirik-lirik bernuansa kritik sosial.

Sukatani dibentuk oleh dua musisi kreatif, Ovi atau Twister Angel (vokal) dan AI atau Alectroguy (gitar). Nama band ini terinspirasi dari nama sebuah desa yang melambangkan kesederhanaan dan kemakmuran. 

Dibentuk pada Oktober, keduanya berkolaborasi untuk menciptakan musik yang berani mengangkat isu-isu masyarakat.

Musik mereka dipengaruhi oleh genre anarcho-punk, proto-punk, dan sedikit sentuhan post-punk atau new wave.

Album perdana mereka, "Gelap Gempita," berisi delapan lagu dengan narasi kuat tentang persoalan sosial. Salah satu lagu yang mengundang kontroversi adalah "Bayar Bayar Bayar."

Lagu ini sempat menjadi perbincangan hangat lantaran liriknya dinilai menyindir institusi kepolisian. Situasi ini membuat Sukatani akhirnya mengunggah video permintaan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri melalui Instagram.

"Kami dengan tulus menyampaikan permohonan maaf kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu 'Bayar Bayar Bayar' yang sempat viral di media sosial," ujar keduanya dalam video tersebut, tampil tanpa topeng — sesuatu yang jarang mereka lakukan.

Mereka juga mengimbau masyarakat untuk menghapus konten yang menampilkan lagu tersebut dan menegaskan bahwa permintaan maaf ini dilakukan secara sukarela tanpa tekanan dari pihak mana pun.

Menanggapi hal ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa Polri terbuka terhadap kritik.

"Tidak ada masalah, mungkin ada kesalahpahaman yang kini sudah diluruskan. Kritik justru menjadi masukan berharga untuk evaluasi kinerja Polri," kata Sigit, Jumat (22/2/2025).

Ia juga menekankan pentingnya menerima kritik sebagai sarana refleksi demi memperbaiki institusi kepolisian.

Kisah Sukatani menjadi bukti bahwa kebebasan berekspresi tetap memiliki ruang, asalkan disampaikan dengan bijak. Semoga band asal Purbalingga ini terus berkarya dan memberikan warna baru bagi musik Indonesia tanpa merasa terintimidasi.
 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut