Bijak Mengelola Sains dan Teknologi untuk Misi Akhirat

Sayangnya, ketika kesadaran itu datang, sudah terlambat untuk kembali,” paparnya. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kesadaran dan kewaspadaan selama masih hidup di dunia.
Ash-Shiddiqy mengibaratkan kehidupan beragama seperti mendaki gunung. “Para ulama dan guru agama adalah pemandu yang membantu kita mencapai puncak. Mereka telah membuat jalur-jalur pendakian yang aman dan teruji,” jelasnya.
Meskipun ada orang yang memilih membuat jalannya sendiri, ia mengingatkan bahwa jalur yang sudah ada telah berhasil mengantarkan jutaan orang ke tujuan.
“Membuat jalur baru bukanlah hal yang salah, tetapi kita harus mempertimbangkan risiko dan kemungkinan tersesat,” tambahnya. Dalam konteks kehidupan beragama, mengikuti ajaran yang sudah teruji adalah langkah yang bijak.
Ia menutup pembicaraannya dengan menegaskan bahwa hidup di dunia adalah tugas dinas yang diberikan oleh Tuhan.
“Sains dan teknologi adalah alat yang bisa membantu kita dalam menjalankan tugas ini, tetapi mereka bukanlah tujuan akhir,” ujarnya.
Dia mengajak semua pihak untuk fokus pada misi utama, yaitu kehidupan akhirat, dan menggunakan segala sumber daya dengan bijak.
“Mari kita gunakan sains dan teknologi untuk kebaikan, dan selalu ingat bahwa segala sesuatu yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban,” pungkasnya.
Editor : EldeJoyosemito