LONDON, iNews.id - Organisasi hak asasi manusia, Amnesty International, menyebut serangan brutal zionis Israel ke Jalur Gaza, Palestina, merupakan kejahatan perang. Kekejaman ini tak bisa dibiarkan.
Amnesty International yang berbasis di London, Inggris itu menyerukan penyelidikan atas serangan udara Israel terhadap bangunan tempat tinggal di Gaza. Serangan ini telah merenggut ratusan nyawa rakyat Palestina termasuk anak-anak.
"Pasukan Israel telah melakukan pengabaian yang mengejutkan terhadap kehidupan warga sipil Palestina dengan melakukan sejumlah serangan udara menargetkan bangunan tempat tinggal," bunyi pernyataan Amnesty, dikutip dari Reuters, Selasa (18/5/2021).
Amnesti telah mendokumentasikan empat serangan mematikan oleh Israel. Disebutkan, serangan pada 11 Mei menghancurkan dua bangunan tempat tinggal Abu Al Ouf dan Al Kolaq, menewaskan 30 orang, termasuk 11 anak-anak. Pada 14 Mei, seorang ibu dan tiga anaknya tewas saat gedung tiga lantai milik keluarga Al Atar dihantam rudal.
Data lain, rumah Nader Mahmoud Mohammed Al Thom yang ditinggali bersama istri dan delapan orang lainnya, dirudal pada 15 Mei tanpa ada peringatan sebelumnya. Israel berdalih hanya menyerang bangunan yang digunakan para pejuang Palestina sebagai tempat aktivitas serta menyimpan persenjataan.
Dalam kasus lain, Israel meruntuhkan gedung Al Jala yang menjadi kantor media asal Qatar, Al Jazeera, serta Amerika Serikat Associated Press.
Al Jazeera dan AP mengecam serangan terhadap gedung 12 lantai di Gaza City tersebut dan menegaskan tak ada Hamas di tempat mereka.
Sebelumnya Juru Bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Jens Laerke mengungkap, lebih dari 52.000 warga Gaza terpaksa mengungsi karena bangunan tempat tinggal mereka menjadi target rudal Israel. Sebagian di antaranya kini mengungsi di 58 sekolah yang dikelola PBB.
Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Harris mengatakan, para pasien korban serangan Israel terancam kekurangan pasokan medis di rumah sakit. Selain itu para pengungsi juga menghadapi risiko terjangkit penyakit yang ditularkan melalui air serta ancaman Covid-19.
Editor : ZenTeguh