get app
inews
Aa Text
Read Next : Mahasiswa Unsoed dan LPPNU Bangun Sinergi Pemetaan Potensi Pertanian di Kecamatan Sumbang

Kisah Tsabitatun, Anak Petani Ukir Prestasi Jadi Apoteker dengan IPK 3,94

Rabu, 16 April 2025 | 16:46 WIB
header img
Lahir dari keluarga petani di Demak, Tsabitatun mengukir prestasi yang menginspirasi. (Foto: Unsoed)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id-Lahir dari keluarga petani di Demak, Tsabitatun mengukir prestasi yang menginspirasi. 

Putri sulung dari pasangan Ali Anwar dan Hakimatul Faidah ini membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan halangan untuk menggapai cita-cita.

Dilahirkan pada 11 Juni 2001, Tsabitatun tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai petani, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga. Namun, kesederhanaan itu justru menjadi pijakan awal yang membentuk semangat juang dan ketangguhannya.

“Saya selalu percaya bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari kemiskinan,” ujarnya.

Keyakinan itu yang membawanya memperoleh Beasiswa Bidikmisi (kini KIP Kuliah) dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman (Fikes Unsoed). Tak hanya menjadi mahasiswa berprestasi, Tsabitatun juga dikenal gigih dan inspiratif di lingkungan kampus.

Salah satu pencapaian luar biasa diraihnya ketika mencatat nilai tertinggi dalam seleksi pendidikan profesi apoteker melalui Computer Based Test (CBT) dengan skor 86,5. Capaian itu menjadikannya sorotan, tidak hanya di lingkungan fakultas, tapi juga di Unsoed.

Tak berhenti di dunia akademik, pada tahun 2023 Tsabitatun juga berhasil lolos program pendanaan kewirausahaan dari Kemendikbudristek. Program itu membuktikan bahwa kemampuannya tak hanya terbatas pada teori dan laboratorium, tetapi juga menjangkau dunia inovasi dan entrepreneurship.

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana dan profesi apoteker, ia lulus dengan predikat cumlaude dan meraih IPK 3,94. 

“Itu hasil dari kerja keras, doa orang tua, dan tekad untuk tidak menyerah,” kata Tsabitatun, mengenang masa-masa perjuangannya di bangku kuliah.

Cita-citanya begitu mulia. Ia ingin terus berkiprah di bidang farmasi, serta berkontribusi dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan yang bermanfaat bagi masyarakat. “Bagi saya, menjadi apoteker bukan sekadar profesi. Ini jalan pengabdian,” ungkapnya.

Kisah Tsabitatun menjadi bukti bahwa dengan semangat, kerja keras, dan kesempatan yang tepat, siapa pun bisa menembus batas.

Dari ladang di Demak hingga laboratorium kampus, ia telah membuktikan bahwa mimpi besar bisa diraih oleh siapa saja yang berani berjuang.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut