Wamenaker Resmikan Kampus Jolly Roger Internasional Purwokerto, Siap Salurkan Lulusan ke Luar Negeri

Ia menegaskan bahwa para lulusan harus menjadi tenaga profesional, bukan hanya sebagai pekerja rumah tangga di luar negeri. Dengan pelatihan yang tepat, mereka akan memiliki daya tawar lebih tinggi dan memperoleh penghasilan layak.
Sadewo juga menyebutkan bahwa Purwokerto sebagai kota pendidikan memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pelatihan kerja berskala nasional bahkan internasional. Hadirnya lembaga pendidikan seperti JRI disebut sebagai angin segar bagi kemajuan pendidikan vokasi di tengah disrupsi teknologi.
Sementara menurut Direktur Utama Jolly Roger Group, I Komang Artawan, menjelaskan bahwa Purwokerto menjadi cabang ke-7 JRI setelah Bali, Palembang, dan Lampung. Program pendidikan di kampus ini berlangsung selama satu tahun, setara Diploma 1.
"Dalam setahun, enam kampus kami bisa menghasilkan sekitar 1.700 lulusan, dan semuanya disalurkan ke mitra kerja di dalam maupun luar negeri,” ungkap Komang.
Ia menyebut, meski kondisi global sedang tidak stabil akibat konflik di berbagai negara, permintaan tenaga kerja sektor perhotelan di luar negeri tetap tinggi. Negara-negara seperti Rumania dan Turki, misalnya, masih membuka lowongan secara musiman.
“Ada sistem musim, biasanya kontrak 6 bulan, lalu direkrut kembali. Tapi banyak juga hotel yang buka sepanjang tahun, sehingga kontraknya bisa diperpanjang hingga 1-2 tahun,” jelasnya yang memastikan 100 persen lulusan JRI dijamin langsung mendapat pekerjaan.
Kampus Jolly Roger Internasional Purwokerto akan mulai menggelar perkuliahan pada Juli 2025 dan memiliki kapasitas hingga 500 peserta didik. Saat ini, pendaftar baru mencapai 35 orang. Namun, pendaftaran masih dibuka bagi calon peserta yang ingin bergabung.
“Kita masih menerima pendaftaran. Ini kesempatan emas bagi anak-anak di Banyumas dan sekitarnya untuk mendapatkan pendidikan yang langsung terhubung dengan dunia kerja global,” tutup Komang.
Editor : Arbi Anugrah