get app
inews
Aa Text
Read Next : Wajib Tau! Heboh Berapa Gaji Pengurus Koperasi Desa Merah Putih, KemenKopUKM Beri Klarifikasi

Wamenkop: Koperasi Merah Putih Jadi Pilar Baru Ekonomi Kerakyatan di Banyumas Raya

Kamis, 19 Juni 2025 | 23:17 WIB
header img
Wamenkop: Koperasi Merah Putih Jadi Pilar Baru Ekonomi Kerakyatan di Banyumas Raya. Foto: Ist

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Wakil Menteri Koperasi dan UKM RI, Ferry Juliantono, hadir sebagai pembicara utama dalam acara Relaunching Tribun Banyumas dan Talk Show Tribute to Margono Djojohadikusumo, yang digelar di Auditorium Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Kamis sore (19/6/2025). Tema yang diangkat dalam forum ini ialah “Menyambut Koperasi Desa Merah Putih di Banyumas Raya dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan”.

Dalam sambutannya, Ferry menyoroti pentingnya posisi Banyumas dalam sejarah ekonomi kerakyatan Indonesia. Wilayah ini menjadi tempat kelahiran Raden Mas Margono Djojohadikusumo, tokoh ekonomi legendaris sekaligus pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan kakek dari Presiden RI saat ini, Prabowo Subianto.

“Margono Djojohadikusumo, pencetus sistem ekonomi Pancasila dan pelopor pembangunan desa berbasis koperasi,” ujar Ferry.

Ferry menekankan bahwa semangat dan pemikiran Margono mengenai ekonomi pedesaan yang inklusif masih sangat relevan diterapkan pada masa kini. Konsep demokrasi ekonomi ala Margono dituangkan melalui sistem koperasi, model ekonomi kerakyatan yang kini kembali dikembangkan lewat program Koperasi Merah Putih oleh Presiden Prabowo.

“Di desa, wadah paling tepat untuk menjalankan demokrasi ekonomi adalah koperasi. Itu yang dulu diperjuangkan Pak Margono, dan sekarang dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto,” jelasnya.

Saat ini, menurut Ferry, sudah terbentuk 80 ribu Koperasi Merah Putih (Kopdes) di seluruh Indonesia. Ia menyebutkan bahwa keberhasilan program ini melibatkan kolaborasi 18 kementerian dan lembaga, serta dukungan penuh dari para kepala daerah.

“80 ribu kopdes merah putih sudah terbentuk. Rencananya akan diumumkan resmi oleh Presiden Prabowo Subianto pada 12 Juli mendatang,” tambahnya.

Dalam forum yang sama, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Prof. Dr. Sugeng Priyadi, mengapresiasi langkah pemerintah membangkitkan kembali koperasi sebagai penggerak ekonomi desa. Namun, ia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi di tengah dominasi ekonomi kapitalistik di perdesaan saat ini.

“Koperasi dihidupkan di zaman Soeharto, setelah itu tak terdengar lagi,” kata Sugeng.

Ia menambahkan bahwa praktik kapitalisme telah merasuki sektor pertanian hingga ke akar rumput, mulai dari bibit, pupuk, hingga alat produksi yang dikendalikan oleh para pemodal. Akibatnya, masyarakat desa menjadi lebih individualistik dan sulit diajak bergotong royong seperti semangat awal koperasi.

“Orang-orang kaya di desa sudah kapitalistik. Mereka sudah berada di zona nyaman,” ucapnya.

Namun, Sugeng tetap optimis bahwa Koperasi Merah Putih dapat menjadi alat transformasi untuk membentuk sistem ekonomi yang lebih adil dan kolaboratif.

“Koperasi hadir untuk mengubah perilaku ekonomi yang individualis dan kapitalis menjadi demokratis. Tujuannya adalah kesejahteraan bersama, bukan untuk segelintir orang,” tegas Sugeng.

Acara ini terselenggara atas kolaborasi berbagai pihak, termasuk Kementerian Koperasi dan UKM, Permodalan Nasional Madani (PNM), Bank Negara Indonesia (BNI), Hotel Luminor, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), SMK Negeri 3 Banyumas, dan PT KAI DAOP 5 Purwokerto.

Editor : Aryo Arbi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut