Kisah Haru Relawan SAR, Bermalam di Jurang Rinjani Demi Evakuasi Jasad Pendaki Brasil

Proses pengangkatan jenazah memakan waktu enam jam, dimulai pukul 08.00 Wita hingga 14.00 Wita, Rabu (25/6/2025). Setelah berhasil diangkat ke permukaan, jenazah ditandu menyusuri jalur pendakian hingga tiba di pos Sembalun sekitar pukul 20.00 Wita.
“Keberhasilan ini adalah hasil kerja sama dan semangat kemanusiaan. Kami hanya ingin korban bisa pulang dengan layak,” kata Padli.
Evakuasi ini sempat menjadi perhatian publik, baik di Indonesia maupun Brasil. Media sosial sempat ramai oleh komentar warga Brasil, termasuk di akun Instagram Presiden Prabowo Subianto, yang meminta percepatan penanganan.
Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, mengatakan bahwa pihaknya sempat mempertimbangkan evakuasi udara menggunakan helikopter, namun kondisi cuaca di kawasan Rinjani tidak mendukung.
“Helikopter sempat jadi opsi pertama, tapi cuaca buruk membuat evakuasi udara tidak memungkinkan,” ujarnya.
Akhirnya, proses dilakukan dengan metode tradisional: menarik jenazah menggunakan sistem tali dan tandu, menyusuri jalur curam dan berbatu.
Meski penuh keterbatasan, evakuasi jenazah Juliana Marins menjadi bukti dedikasi dan keberanian tim SAR. Perjuangan mereka bukan hanya soal teknis penyelamatan, tetapi juga soal kemanusiaan—rela menempuh medan berbahaya, menantang waktu dan cuaca, demi memulangkan seseorang yang telah pergi jauh dari tanah asalnya.
Editor : EldeJoyosemito