Ternyata Ada Lho Budidaya Kopi Berbasis Konservasi di Dataran Tinggi, Begini Caranya

Menanggapi hal tersebut, Dr. Akhmad Rizqul menilai kesadaran petani akan pentingnya kualitas panen menjadi indikator awal penerapan Good Agricultural Practices (GAP).
“Pasar kopi premium sangat menghargai kualitas. Dan kualitas hanya bisa dicapai melalui penerapan GAP yang konsisten,” jelas Dr. Akhmad.
Sementara itu, Ahmad Fauzi, M.P. menekankan bahwa masih banyak aspek GAP yang perlu didalami lebih jauh oleh petani kopi.
“Kami ingin menggali lebih jauh tentang praktik yang sudah diterapkan petani serta kesenjangan terhadap standar ideal GAP, agar kualitas dan kuantitas panen bisa terus meningkat,” ungkapnya.
Sosialisasi ini merupakan tahap awal dari rangkaian penelitian yang akan dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner, Focus Group Discussion (FGD), serta wawancara mendalam dengan petani. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menggali data secara komprehensif terkait dinamika budidaya kopi di kawasan rawan bencana.
Tim peneliti berharap hasil akhir studi ini dapat menjadi bahan rekomendasi kebijakan untuk pengembangan kawasan pertanian berkelanjutan di dataran tinggi, sekaligus tetap menghargai dan mengakomodasi kearifan lokal agar mudah diterima oleh masyarakat.
Editor : Arbi Anugrah