Tanam Kelapa Kopyor di Makam Kakek Prabowo, UMP Luncurkan Program Profesor Berdampak

Prof. Jebul menambahkan, kegiatan ini sekaligus menguatkan konsep Profesor Bergerak Berdampak.
“Profesor di UMP harus bergerak, dan gerakannya harus memberi dampak. Salah satunya lewat produk kelapa kopyor. Harapannya, Purwokerto bisa dikenal sebagai kota kelapa dan Banyumas menjadi kabupaten penghasil kelapa terbaik di Indonesia. Nilai ekonominya lebih tinggi dibanding kelapa biasa,” jelasnya.
Menurut Prof. Jebul, UMP juga berencana memberikan dukungan untuk tiga sektor strategis di Desa Dawuhan, diantaranya wisata religi dan sejarah dengan mengembangkan area makam RM Margono Djojohadikusumo sebagai destinasi religi dan edukasi. Menjadikan Dawuhan sebagai titik utama gerakan Profesor Berdampak dengan berbagai inovasi dan program pemberdayaan.
Termasuk mendukung pendidikan warga melalui program beasiswa PIP dan KIP Kuliah. “Anak-anak SMA penerima PIP bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dengan KIP Kuliah. Ini salah satu cara agar SDM di wilayah ini meningkat,” kata Prof. Jebul.
Sementara itu, Prof. Sisunandar, penemu kelapa kopyor Cungap Merah di UMP, menjelaskan keunggulan bibit yang ditanam.
“Kelapa Kopyor Cungap Merah merupakan varietas unggul yang kami kembangkan di UMP. Pohon ini punya produktivitas tinggi, rasa khas, dan nilai ekonomi luar biasa. Penanamannya di lokasi bersejarah ini menjadi simbol sinergi antara inovasi ilmu pengetahuan dan penghormatan pada warisan sejarah,” terangnya.
Melalui Program Profesor Berdampak, UMP mendorong para guru besar untuk aktif di lapangan, mengerjakan riset terapan, memberdayakan masyarakat, dan menghasilkan inovasi yang langsung menyentuh kebutuhan publik. UMP berharap program ini bisa menjadi model kontribusi akademisi yang relevan dengan tantangan zaman.
Editor : Arbi Anugrah