get app
inews
Aa Text
Read Next : Anak Muda Rentan Penyakit Kronis, Pentingnya Jaminan Kesehatan Sejak Dini

Bertahan dari PHK dan Selamatkan Keluarga Karena Ada Perlindungan Kesehatan

Rabu, 26 November 2025 | 07:30 WIB
header img
Jaminan kesehatan nasional membuktikan betapa pentingnya memiliki perlindungan kesehatan yang memadai.  (Foto: Istimewa)

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Perjalanan panjang Tofik Hidayat (56) bersama Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) membuktikan betapa pentingnya memiliki perlindungan kesehatan yang memadai. 

Setelah terkena pemutusan hubungan kerja pada Agustus 2025, ia tak menunggu lama untuk mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri.

“Berat sekali kalau berobat tanpa JKN. Menjadi peserta aktif itu penting agar kita siap menghadapi risiko finansial saat sakit. Karena itu saya segera mengurus perubahan segmen setelah dirumahkan,” ujarnya.

Tofik pertama kali menjadi peserta JKN pada 2014 melalui tempat kerjanya. Ia merasakan langsung manfaat jaminan kesehatan sebagai hak dasar bagi setiap Pekerja Penerima Upah (PPU). Selama bekerja, iuran JKN-nya ditanggung perusahaan sehingga ia tak perlu khawatir soal pembayarannya.

Pekerja Penerima Upah sendiri mencakup mereka yang memperoleh gaji dari pemberi kerja, baik Aparatur Sipil Negara, pegawai BUMN, BUMD, maupun pekerja swasta. Besaran iurannya ditetapkan 5 persen dari upah, dengan 4 persen dibayar pemberi kerja dan 1 persen oleh pekerja.

Keputusan Tofik untuk beralih menjadi peserta mandiri bukan tanpa alasan. Ia dan keluarganya berulang kali merasakan manfaat layanan kesehatan yang ditanggung JKN. Pada 2020, istrinya mengalami kehamilan berisiko tinggi dan dirujuk ke dokter spesialis kandungan. Pada Oktober tahun itu, sang istri harus menjalani operasi caesar.

“Itu operasi caesar pertama, tentu kami sempat khawatir. Tapi dokter selalu memberi motivasi, jadi kami lebih tenang. Alhamdulillah proses persalinannya lancar dan cepat,” kenangnya.

Tantangan berikutnya datang tiga tahun kemudian ketika anak balitanya didiagnosis pneumonia. Gejala sesak napas, batuk, demam tinggi hingga kejang membuat anaknya harus bolak-balik ke rumah sakit.

“Waktu itu sering kambuh. Untung ada JKN yang menanggung semua biaya. Total anak saya sudah enam kali rawat inap dan menjalani terapi uap,” tuturnya.

Bagi Tofik, seluruh pengalaman itu menegaskan satu hal: memiliki JKN aktif adalah kebutuhan penting bagi setiap keluarga, terlebih ketika situasi tak terduga datang menghampiri.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut