JAKARTA, iNews.id - Kisah mengharukan para buruh tambang batu bara yang selama 30 tahun harus melaksanakan aktivitas ibadah sholat dan berbuka puasa Ramadhan di dalam tanah. Bahkan selama berjam-jam, para buruh tambang bekerja di kedalaman 500 meter di bawah tanah, yang tak jarang hingga tertimpa reruntuhan di wilayah pertambangan batu bara di pusat kota Zenica, Bosnia.
Ketika bulan suci Ramadhan tiba seperti saat ini, puluhan buruh tambang berkumpul dengan membawa kantong plastik berisi makanan yang dibawanya dari rumah untuk berbuka puasa. Di sepanjang terowongan, para buruh tambang tidak bisa melihat matahari terbenam apalagi mendengarkan azan.
Namun dengan bantuan jam tangan atau ponsel mereka dapat mengetahui waktu yang tepat untuk berhenti sejenak memilih spot duduk, membaca doa pendek, membuka bungkus makanan berbuka puasa bersama. Selepas makan dengan setengah tergesa-gesa, salah seorang dari mereka mengumandangkan azan atau mencukupkan untuk iqamah kemudian salat Maghrib berjamaah sebelum kembali ke aktifitas yang tidak hanya menguras tenaga namun berbahaya.
Para penambang di pusat Kota Zenica, Bosnia saat sholat Kamis 29 April 2021 lalu. FOTO/AP Photo/Kemal Softic
Tambang batu bara Bosnia, termasuk di Zenica selama ini tidak memperoleh maintenance yang baik, bahkan hampir tidak ada penanaman modal maupun modernisasi material lantaran masih menanggung luka akibat konflik etnis awal 90-an.
Konflik etnis tersebut tidak lain adalah perang bersenjata yang terjadi antara 1992 hingga 1995. Seteru besar ini melibatkan Bosnia, Republik Federal Yugoslavia kemudian berganti nama menjadi Serbia dan Montenegro, dan tentu saja Kroasia.
Terjadinya konflik tersebut sebagai akibat situasi di wilayah Bosnia dan Herzegovina yang tidak menentu juga dikarenakan perseteruan antara beberapa etnis dan keyakinan berbeda. Salah seorang penambang bernama Fuad Hadzic mengaku selamat dari bencana keruntuhan yang terjadi di tambang Zenica 2014 lalu.
Buruh senior itu memercayai bahwa kejadian itu hanya cobaan Tuhan dalam menguji keimanannya. Saat itu, di luar kendali beberapa terowongan runtuh kemudian menyebabkan Hadzic berikut 33 penambang lainnya terjebak di bawah tanah selama beberapa jam. Lima di antara mereka tewas di tempat.
Editor : Arbi Anugrah