get app
inews
Aa Read Next : Ternyata Begini Sejarah Pohon Natal, Berawal dari Jerman

Zuhud Itu Tidak Sedih Kehilangan Dunia, Tidak Bangga Punya Harta

Selasa, 21 September 2021 | 07:25 WIB
header img
Zuhud adalah sikap seseorang tidak menjadi bangga karena memiliki dunia dan tidak menjadi sedih karena kehilangan dunia. (Foto: Freepik)

PURWOKERTO, iNews. id - Zuhud adalah sikap seseorang tidak menjadi bangga karena memiliki dunia dan tidak menjadi sedih karena kehilangan dunia. Namun orang yang zuhud itu tidak harus miskin, tidak harus hidup susah dan wajah memelas. 

Mungkin ada yang mengira bahwa zuhud itu harus miskin dan penampilan seperti orang miskin, wajah lemah memelas, tubuh seperti orang lemas disangkanya tawadhu, maka ini tidak benar

"Apalagi ada yang menyangka bahwa zuhud itu harus miskin dan identik dengan miskin, tentu ini tidak benar," ujar Ustaz dr Raenul Bahraen dalam akun Instagramnya dikutip pada Selasa  (21/9/2021).

Pengertian zuhud cukup banyak dijelaskan oleh ulama dan yang paling mewakili adalah penjelasan Imam al-Junaid bahwa orang zuhud itu tidak tergantung hatinya dengan dunia karena tujuanya adalah akhirat. Beliau berkata:

“Orang yang zuhud tidak bangga karena memiliki harta kekayaan dunia dan tidak sedih jika kehilangan dunia.”

Karenanya orang kaya raya juga bisa zuhud, sebagaimana kisah berikut:

“Suatu hari Imam Ahmad bin Hanbal mendapatkan pertanyaan mengenai seorang yang memiliki uang sebanyak seribu dinar (1 dinar=4,25 gr emas), apakah dia bisa menjadi orang yang zuhud?

Lalu jawaban beliau:
“Bisa dengan dua syarat yaitu:

1.Tidak gembira jika hartanya bertambah dan
2.Tidak sedih jika hartanya berkurang.”

"Menjadi kaya bukanlah hal tercela, bahkan jika memang jalan jihadnya adalah melalui kekayaan maka itu yang terbaik," sebutnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membiarkan sahabatnya yang kaya dan mereka gunakan kekayaan untuk membantu meringankn sesama dan membantu jalan Allah

Perlu diingat bahwa kekayaan itu memang bisa mengantarkan kepada kesombongan, mayoritas penduduk neraka adalah mereka yang sombong, mengumpulkan harta dan sangat bakhil. “Semakin kaya semakin dermawan, bukan semakin naik gaya hidup,” sebutnya.

Agar tidak memotivasi agar kita bersifat zuhud dan jauh dari ketamakan dunia, kita sadari bahwa hakikat dunia adalah sementara saja.

Editor : Vitrianda Hilba Siregar

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut