Sopiah juga menceritakan perjuangannya berjualan dawet demi membiayai anak semata wayangnya.
"Alhamdulillah, mas. Kulo saged nyekolahke anak kulo, putri, saking TK, SD, SMP, SMA. Sak niki mpun kerja teng Kamboja (Saya dapat menyekolahkan anak perempuan saya, dari TK, SD, SMP, SMA. Sekarang udah kerja dia di Kamboja)," kenang wanita yang telah berjuang sendiri usai sepeninggalan suaminya.
Hampir di sepanjang jalan Nasional III, Margasana, Jatilawang tersebut memang banyak terdapat pedagang dawet ayu. Sopiah sendiri mematok harga Rp 5.000 dan di sana terdapat dua varian dawet, yakni Dawet Ayu biasa dan Dawet Ireng (Hitam). Dawet Ireng inilah yang menjadi primadona para pembeli kala singgah di pinggir jalan.
Editor : Arbi Anugrah