get app
inews
Aa Read Next : Menikmati Tempe Mendoan untuk Takjil Buka Puasa Ramadhan, Ini Resep dan Cara Membuatnya

Cerita Banyumasan, Kisah Kehidupan Nini Rikem dan Kaki Tupon Episode 3: Ora Waleh

Senin, 16 Mei 2022 | 12:15 WIB
header img
Cerita Banyumasan kali ini berjudul 'Ora Waleh' yang ditulis dengan bahasa Banyumasan episode tiga. (Foto Ilustrasi: Ist)

BANYUMAS, iNews.id - Kembali lagi dengan kisah kehidupan kaki Tupon dengan nini Rikem. Cerita Banyumasan kali ini berjudul 'Ora Waleh' yang ditulis dengan bahasa Banyumasan episode tiga.

Dalam ceritanya kali ini muncul masalah yang berkaitan dengan kejadian-kejadian sebelumnya. 

Kisah ini diangkat dari cerita di kehidupan masyarakat Banyumas. Salah satunya dengan dialek ngapak Banyumasan atau basa Panginyongan, yang merupakan bahasa Jawa Tengah dari wilayah Barat. 

Bahasa Jawa dialek Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah eks-Keresidenan Banyumas.

Jalan cerita Banyumasan ini bersambung setiap episodenya, dan tayang setiap Senin dan Kamis yang ditulis dengan menggunakan bahasa Ngapak.

Dalam ceritanya kali ini, nini Rikem yang senantiasa berubah demi mendapatkan hati kaki Tupon justru terkejut mendengar pernyataan kaki Tupon. Begitu juga dengan kaki Tupon, ia sangat kaget ketika tahu bahwa ayam yang ia makan adalah ayam peliharaannya sendiri.

Sedangkan, ayam itu telah ia jual pada tetangganya dan uang penjualan ayam itu telah ia terima. Uang itu juga yang diterima nini Rikem kala menghampiri kaki Tupon di sawah. 

Konflik antara nini Rikem dan kaki Tupon pun kembali pecah, selengkapnya seperti dirangkum iNews Purwokerto, Senin (16/5/2022).

Sauwise adus, wis resik katon seger, kaki Tupon jagongan neng risban karo nglinthing. Slepane kebek, ora kurang ududan. Nini Rikem nggawa kerpis karo cangkir, kesenengane kaki Tupon teh pait nembe gawe karo banyu gemluthuk.

"Kie Maa ( ramane )...kue mau ana budin lewian wingi tek gawe emblem, buket pisan kue Maa." nini Rikem nyodoraken piring isi emblem ( budin digodog bumbu iwak ).

"Ohh, sing wingi kae, budin andioka pancen buket Yung." kaki Topan semaur mbari nyipi.

"Panganan ya wis matengan kae, ana tege ana iwak ayam, sambel coel jengkol beweh sing tek pendem jejer jembangan kae winginane." nini Rikem tawa mbari menyat bukak strimin.

Nini Rikem katon luwes, raine ora njepathur, mestine lagi bombong. Kaki Tupon karo mesem semaur," Ya mengko disit Yung, kie lagi nyipi embleme disit."

Editor : Aryo Arbi

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut