"Saya pernah ngecamp di Samarantu, didatengin tiga kali berturut-turut, dengan orang yang sama, jadi entah itu orang, entah itu makhluk apapun itu, tapi dia datang, dia numpang duduk, dia pergi," ujarnya.
Singkat cerita, pendakian Awe dan temannya dilaluinya dengan aman tanpa adanya gangguan. Mereka bahkan sempat beristirahat di Samarantu dan tidak terjadi apa-apa hingga akhirnya mereka sampai di puncak Gunung Slamet.
Pengalaman mistik justru dialami Awe ketika ia dan temannya hendak turun dari Posko satu menuju Basecamp Bambangan. Saat itu, teman Awe kebetulan mendahuluinya karena terburu-buru. Di situ, Awe melihat seolah terdapat jalan bercabang yang mana tampak seperti sebuah gerbang.
"Semacam pohon, pohon Cemara. Cuma dia pas banget, Cemara itu kan besar ya, tapi ada ranting atau dahan yang keluar. Dan itu dua, kanan-kirinya sama dengan model ranting yang sama. Jadi, membentuk semacam kubah," jelasnya dalam video berdurasi 1 jam 20 menit.
Awe pun memilih salah satu dari cabang tersebut, ia memasuki jalan yang berbentuk seperti kubah. Begitu memasuki jalur itu, Awe merasa wajar karena rute yang dilaluinya dirasa sama dengan jalur yang pernah ia lalui. Sampai pada suatu titik, Awe merasa ada sebuah kejanggalan. Seingatnya, saat menuju Bambangan terdapat sawah-sawah dan jalan aspal. Namun, yang ia temui justru dua buah rumah gubuk yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Di sana, ia mendapati dua orang wanita yang tengah melakukan aktivitas.
"Kalau itu kan dua ya, depan, kanan-kiri, sama dua-duanya ibu-ibu, mereka itu lagi memilah kaya beras tapi bukan beras, di tampah tapi kaya bukan tampah," terangnya.
Lalu, Awe pun melanjutkan perjalanannya. Ia pun sampai di sebuah pasar. Hal aneh pun kembali dirasakan oleh Awe. Ia merasa orang-orang di keramaian pasar tak menghiraukan keberadaannya di sana. Awe bahkan sempat bertanya pada orang-orang di sana namun mereka menjawabnya dengan tersenyum. Hingga akhirnya, Awe bertemu dengan seorang pria dewasa dengan sorjan lusuh yang dikenakannya.
Editor : Arbi Anugrah