Berbeda dengan Amanda, Ulfi Almaida (20), mahasiswi Fakultas Peternakan Unsoed yang berasal dari Jakarta, mengatakan bahwa kebutuhan kos di Kota Purwokerto masih dapat dijangkau.
Ia pun akhirnya memilih kamar kos di daerah Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Timur yang memiliki kamar mandi dalam, dengan fasilitas lemari, kasur dan meja belajar seharga Rp 7 juta per tahunnya.
"Kosan yang ada AC nya juga ada, itu paling mahal, per tahun Rp 12 juta, perlengkapan di dalamnya juga bagus kayak hotel ada cafetarianya, kamar mandi dalam, TV, AC, lengkap, parkir luas. Biasanya di kampus depan, yang dekat jalan utama," ucapnya.
Mahasiswi semester lima ini baru memutuskan untuk kos pada semester dua. Pasalnya, selama semester satu, aktivitas perkuliahan ia lakukan secara daring dari rumahnya di Jakarta.
"Sebelumnya, tidak tahu apa apa tentang Purwokerto, jadi ke sini diantar orang tua langsung bawa barang barang untuk kos, cari dua tempat hampir sama harganya. Saya ambil fasilitas kamar mandi dalam yang Rp 7 juta per tahun. Harga segitu pas untuk ukuran Purwokerto kalau dibandingkan Jakarta," ujarnya.
Satu cerita lagi datang dari Bagas Prasetyo (23). Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Unsoed yang berasal dari Jakarta ini sudah hampir 4 tahun hidup di perantauan. Ia mengaku tak pernah pindah kos selama hampir 4 tahun kuliah.
"Betah aja di sini, Mas. Sebulannya cuma 400 ribu, itu udah kamar mandi dalam, ada fasilitas dapur, air, meja, kursi, kasur. Paling tambahan wifi sama listrik, masing-masing 40-50 ribu sebulannya," ujarnya saat ditemui di kosnya yang berada di daerah Grendeng.
Editor : Arif Syaefudin