Cerita serupa datang dari Bagas Prasetyo (23). Mahasiswa semester akhir, asal Jakarta di Fakultas Ilmu Politik dan Sosial, Unsoed Purwokerto, menceritakan pengalamannya mencari makan kala merantau di Purwokerto.
Ia menuturkan bahwa seringkali dirinya rindu masakan dengan cita rasa sunda yang dulu kerap ia jumpai sebelum merantau. Untuk mengobati kerinduannya, ia pun mencari warung makan dengan cita rasa sunda di Purwokerto.
"Ya standard sih, aku biasanya sekali makan Rp10-15 ribu. Terus, di sini kan masakannya beda sama masakan sunda ya. Aku kadang suka bingung, karena kan aku lidahnya itu lidah orang Sunda ya, jadi mau cari makanan yang pedas-asin gitu. Nah, kebetulan nemu tuh yang kaya gitu di Purwokerto, di Nasi Sunda Emak sama ramesan bu Sigit," tuturnya.
Alun alun Purwokerto (Foto : Agustinus Yoga Primantoro)
Sedangkan, menurut Toibah (21), mahasiswi Fakultas Pertanian, Unsoed semester tujuh asal Bangka Belitung, dirinya kerap mengalami kebosanan pada satu menu. Untuk mengatasi hal itu, dirinya lebih memilih delivery order (DO) dibandingkan harus memesan makanan via ojek online.
Perbedaan harga antara kedua pilihan tersebut sangat berpengaruh di kantong para mahasiswa. Bagaimanapun uang saku dari orang tua harus dihemat semaksimal mungkin.
"Cari makan biasanya yang terdekat, banyak sih, tergantung tempat kos, kadang bosen juga (makan itu-itu saja), dan cari lagi yang lain. Kalau sebelum pandemi, banyak referensinya, tapi setelah pandemi jarang. Jadi, kadang kita DO, kalau pesan online sudah jarang soalnya ongkirnya mahal, kalau DO ongkirnya paling Rp 1.000 malah kadang gak ada ongkir, jadi lebih enak DO," ujarnya.
Harga yang ditawarkan untuk makanan yang ada di lingkungan kampus Unsoed pun bervariasi. Rata-rata untuk mendapatkan satu bungkus nasi rames cukup merogoh kocek sebesar Rp 3,500.
"Rp 3.500 nasi rames aja. Gorengan nambah Rp 500. Kalau mau pakai ayam Rp 8 ribu," ucapnya.
Editor : Arbi Anugrah