PURWOKERTO, iNews.id - Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kehidupan anak kos, khususnya mahasiswa, erat dengan pola hidup sederhana dan hemat biaya. Pasalnya, dengan uang saku yang sering kali pas-pasan mengharuskan seorang mahasiswa perantau senantiasa menyesuaikan diri dengan gaya hidup di tanah perantauannya.
Hal itu pun dialami oleh Benedictus Aryo Bimo (22), seorang mahasiswa asal Bekasi yang tengah berada di semester delapan, Fakultas Hukum, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Pada iNewsPurwokerto.id, Bimo mengaku bahwa pengeluarannya untuk makan dalam sehari sekitar Rp30 ribu. Bimo juga menuturkan sejumlah warung-warung makan yang biasa ia sambangi.
"Aku kalau siang makan di ramesan Bu Sigit, di daerah Jatiwinangun, kalau cari makan subuh-subuh di warung Ijo biasanya, yang ke arah Kober tuh, terus ramesan bu Agus yang di Karangwangkal, sama warung Oppo yang di perempatan Java Heritage, tapi yang paling murah menurutku warung Koboi yang di Ovis sih," ujarnya.
Di antara tempat-tempat tersebut, salah satu tempat yang menjadi andalan Bimo, terutama di kala kantong dalam kondisi pas-pasan, adalah warung Koboi.
"Kalau ramesan vu Sigit sama warung Ijo ya standar lah ya, tergantung lauk sama sayurnya tapi paling kalau aku makan Rp 10-15 ribu, itu sudah dapat lauk telur, gorengan, sama es teh, tapi kalau warung Koboi, itu aku habis Rp5-10 ribu, memang itu murah banget di situ," jelasnya.
Bimo juga menambahkan bahwa kebutuhan hidup di Purwokerto ini tergolong relatif murah. Apalagi dibandingkan dengan daerah asalnya.
"Murah itungannya tapi pinter-pinternya kita megang duit sama milih tempat makan. Bisa sih sebenernya Rp 1 juta kalau untuk makan sama hal-hal kebutuhan pokok doang di luar jalan-jalan sama jajan-jajan," tambahnya.
Editor : Arbi Anugrah