Dia pun optimistis Indonesia bisa menjadi produsen kendaraan dengan emisi karbon rendah dan ramah lingkungan yang berdaya saing global.
Menurutnya, pemerintah semakin serius mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik dari hulu hingga hilir. Salah satu caranya melalui peningkatan investasi untuk memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri.
"Sudah banyak investor yang mengajukan proposal ingin berkontribusi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Misalnya ada industri yang ingin memproduksi baterainya, termasuk dari sektor otomotif," ujarnya.
Salah satunya yang menghebohkan adalah produsen mobil listrik milik Elon Musk. Tesla berminat investasi ekosistem baterai mobil dan mobil listrik di Indonesia pada tahun ini.
Elon Musk (Foto/ist)
Sementara beberapa investor di Indonesia akan memulai konstruksi pembangunan pabriknya dalam upaya mengolah nikel dan kobalt menjadi bahan baku baterai litium pada 2022. Pemerintah menargetkan pada 2024 nanti mobil-mobil listrik yang diproduksi di Indonesia sudah menggunakan baterai listrik dan juga komponen-komponen penting lainnya yang diproduksi di sini.
Pada peta jalan industri otomotif nasional, ditargetkan sebanyak 20 persen kendaraan berbasis baterai listrik akan banyak digunakan pada 2025. Ini seiring dengan upaya industri otomotif yang terus melakukan efisiensi untuk jenis teknologi Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid, dan Plug-in Hybrid.
"Ke depan, teknologi fuel cell berbasis hydrogen juga telah terdapat dalam peta jalan industri otomotif nasional, dengan semangat untuk menuju produksi industri kendaraan ramah lingkungan," ujar Agus Gumiwang.
Sementara dalam pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik, industri otomotif dalam negeri ditargetkan dapat memproduksi mobil listrik dan bis listrik sebanyak 600.000 unit pada 2030. Dengan begitu, diharapkan dapat mengurangi konsumsi BBM sebesar3 juta barel dan menurunkan emisi CO2 sebanyak 1,4 juta ton.
Upaya strategis ini diharapkan dapat mendukung pemenuhan komitmen pemerintah Indonesia terkait pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030. Kemudian pada 2060, mencapai emisi nol atau net zero carbon.
Baca pembahasan mengenai “Harta Karun” Alam Indonesia selengkapnya di Sindonews.com melalui link berikut https://www.sindonews.com/topic/16422/harta-karun
Editor : Arbi Anugrah