get app
inews
Aa Read Next : Napi Permisan Kabur Berhasil Ditangkap di Hutan Bakau Nusakambangan

Ada Ketidakberesan Pembangunan, Soeharto Tendang Dinding SD Inpres Cilacap Sampai Ambruk

Minggu, 05 Juni 2022 | 16:51 WIB
header img
Soeharto. (Foto: Dok Pelita Online)

PRESIDEN Soeharto pernah marah besar ketika mengunjungi Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kala itu sekolah dasar atau SD inpres di Cilacap mendapatkan kunjungan istimewa pada pertengahan 1970-an.

Dalam kunjungan tersebut Soeharto melihat adanya ketidakberesan dalam pembangunan gedung SD. Dan yang paling menggemparkan adalah tendangan maut dari Presiden pada dinding sekolah.

Melansir dari laman soeharto.co yang mengutip berita dari Harian Pelita edisi 15 Februari 2013, disebutkan jika Soeharto saat itu menendang dinding sekolah dengan sepatutnya. Ternyata dinding itu ambruk.

”Siapa anemer (pemborong) bangunan ini?” tanyanya sambil sekali lagi menendang dinding yang keropos. Dia minta agar pihak pemborong bertanggung jawab terhadap bangunan tersebut.

SD di Cilacap yang ditinjau Soeharto kala itu lahir dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Gedung SD.

Salah satu tokoh yang punya peran besar dalam SD inpres adalah Widjojo Nitisastro. Inpres kala itu dikeluarkan untuk memperluas kesempatan belajar, terutama di pedesaan dan bagi daerah perkotaan yang penduduknya berpenghasailan rendah. 

Era Presiden Soeharto, pelaksanan tahap pertama program SD inpres adalah pembangunan 6.000 gedung SD yang masing-masing memiliki tiga ruang kelas.

Ketika itu, Indonesia baru saja mendapat limpahan dana hasil penjualan minyak bumi yang harganya naik sekitar 300 persen dari sebelumnya. Uang itu kemudian digunakan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, salah satunya pendidikan. 

Setelah itu, Presiden Soeharto juga mengeluarkan Instruksi Presiden No. 6/1974 tentang Program Bantuan Pembangunan SD. Program yang merupakan bantuan pembangunan SD tahap kedua ini menjadi kelanjutan program sebelumnya.

Pelaksanaan tahap pertama program itu adalah pembangunan 6.000 gedung SD yang masing-masing memiliki tiga ruang kelas. Pelaksanaan pengajaran di SD itu dimulai pada 1975.

Pada akhir tahun ajaran 1980 untuk kali pertama SD inpres meluluskan siswa mereka. Saat awal pelaksananaan program ini ada masalah mendasar yaitu sulitnya mencari guru yang mau ditempatkan di daerah terpencil.

150.000 SD Inpres

Pada dekade 1980-an, pembangunan SD kian gencar. Pembangunan SD paling besar terjadi pada periode 1982/1983 ketika 22.600 gedung SD baru dibuat. Hingga periode 1993/1994 tercatat hampir 150.000 unit SD inpres telah dibangun. 

Total ada sekitar satu juta lebih guru inpres yang ditempatkan di sekolah-sekolah selama beberapa tahun selama program itu berjalan. Gencarnya program itu menjadikan Soeharto memperoleh penghargaan Avicenna Award dari UNESCO. 

Kemudian pada 1993, Soeharto menerima penghargaan medali emas Avicenna Award dalam Pembangunan Bidang Pendidikan untuk Rakyat.

Editor : Aryo Arbi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut