JENEWA, iNews.id- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengubah nama varian baru virus corona menggunakan alfabet Yunani. Tujuannya untuk menghindari stigmatisasi negara asal penemuan varian tersebut. Nama baru ini berlaku untuk varian baru virus corona yang menjadi perhatian, yakni asal empat negara.
Kepala teknis penanganan Covid-19 WHO Maria van Kerkhove memastikan nama ilmiah varian baru itu tidak akan dihilangkan. "Mereka tidak akan menggantikan nama ilmiah yang ada, tapi bertujuan untuk membantu dalam diskusi publik," kata Maria.
Sekarang, virus corona varian baru asal Inggris B117 diberi nama Alpha, B1351 asal Afrika Selatan diberi nama Beta, P1 asal Brasil menjadi Gamma.
Sementara varian asal India B1617 dibagi menjadi sub-garis keturunan, varian B16172 yang paling berbahaya disebut Delta dan B16171 Kappa.
Selain nama-nama tersebut ada dua nama ilmiah lain yang digunakan untuk setiap mutasi. Nama-nama garis keturunan seperti B1172 masih terus digunakan di kalangan penelitian ilmiah sebagai informasi mutasi. Dalam pernyataannya, WHO juga menggambarkan perubahan ini untuk mempermudah orang mengingat nama varian baru.
"Meskipun memiliki kelebihan, nama-nama ilmiah sulit untuk diucap, diingat, dan cenderung salah dalam pelaporan," bunyi pernyataan. Orang juga kerap menggunakan panggilan berdasarkan tempat terdeteksi yang pada akhirnya memberikan stigma.
"Untuk menghindari ini dan untuk menyederhanakan komunikasi publik, WHO mendorong otoritas nasional, media, dan lainnya untuk mengadopsi label baru ini," kata badan PBB tersebut.
Editor : BayuSasongko
Artikel Terkait