Dalam audensi itu, sang ibu mertua sekdes juga mengakui bahwa menantunya yang diduga melakukan hubungan intim dengan pembantunya di rumahnya.
Sementara S, suami pembantu yang diselingkuhi sekdes itu menceritakan awal mula mengetahui istrinya selingkuh. Ia mengaku sudah curiga dengan perselingkuhan itu.
Ketika ia pulang kerja dari Jakarta pada sekitar dua minggu lalu, tidak bisa tidur. Tiba-tiba pukul 02.00 dini hari, dia mendengar handphone istrinya berdering. Setelah dicek, ada nomer telepon sekdes tersebut.
Ia marah dan menyita hape milik istrinya dan mengecek isi chat di whatsapp. Ternyata benar, ada rayuan dari sekdes untuk melakukan hubungan intim.
"Ada rayuan dari sekdes ke istri saya," ujar S, Kamis (14/10/2021).
Dirnya bertambah kaget saat memerima surat panggilan dari Polsek Jepon, bahwa dirinya dilaporkan oleh sekdes tersebut atas tuduhan pencemaran nama baik.
Surat dibaca ramai ramai oleh warga dan dibaca dihadapan surip dan warga yang hadir. Warga pun geram saat di balai desa, tapi sang sekdes dan kepala desanya tidak ada di lokasi dengan alasan sakit.
"Jika desa tidak bisa memutuskan ia akan melpor ketingkat yang lebih tinggi," ujar seorang warga bernama Ali Munawar.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait