Sejarah Pohon Soekarno di Padang Arafah Tumbuh Subur dan Rindang

Vitrianda Hilba Siregar
Pohon Soekarno di Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi begitu hijau dan rindang. (Foto:Dok)

Sang Putra Fajar lalu mengajukan usulan kepada Raja Arab Saudi Saud bin Abdulaziz al Saud untuk menanam ribuan pohon yang rindang. Tidak hanya memberi usulan, Bung Karno juga mengirimkan ribuan bibit pohoh mimba atau sejenis pohon Mindi untuk ditanam di Arafah. Dia juga mengirimkan ahli tanaman untuk memelihara kesuburan pohon tersebut di tengah padang tandus.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Rabu (6/7/2022), inisiatif sederhana Soekarno itu kemudian menginspirasi penanaman pohon di Arafah lewat proyek kesejahteraan Wakaf (endowment) yang diprakarsai oleh pengusaha Arab Saudi bernama Abdul Rahman Fakieh pada 1986. Dia sangat antusias proyek tersebut sehingga rutin meninjau setiap hari setelah salat subuh.

Sosok Bung Karno sebagai seorang pemimpin gerakan negara Non-Blok begitu dihormati dunia, termasuk Arab Saudi. Raja Fahd bin Abdulaziz al Saud yang berkuasa pada dekade 1980 termasuk salah satu pengagum Bung Besar. Atas jasa tersebut, Raja Fahd kemudian mengubah nama pohon tersebut menjadi “Pohon Soekarno” untuk jejeran pohon yang hingga kini terlihat menghijaukan Padang Arafah.

Pohon mimba dikenal memiliki habitat di tanah yang agak tandus. Pohon tersebut juga umumnya ditemukan di tempat yang sangat kering, di pinggir jalan, atau di hutan yang terbuka. Tidak heran, pohon tersebut dapat tumbuh subur di Arab Saudi, terutama di Padang Arafah yang tandus.

Selain berjasa atas penghijauan area seluas 5,5 x 3,5 kilometer (km) itu, Soekarno juga berjasa atas pembuatan tiga jalur tempat sa’i. Seperti diketahui, tempat sa’i antara Bukit Safa dan Marwa kini terbagi menjadi tiga jalur, dengan jalur pertama adalah dari Bukit Safa ke Bukit Marwa.

Jalur kedua dibuka dari Bukit Marwa ke Bukit Safa. Sedangkan jalur ketiga berada di tengah-tengah antara jalur pertama dan kedua yang khusus diperuntukkan bagi mereka yang sudah lanjut usia atau difabel sehingga harus menggunakan kursi roda.

Jasa besar Bung Karno tersebut merefleksikan eratnya hubungan antara Indonesia dengan Arab Saudi. Tentu saja, jasa tersebut tidak dilupakan dengan mudah oleh para penerus Kerajaan Arab Saudi, termasuk Raja Salman bin Abdulaziz al Saud yang sedang berkunjung ke Indonesia. Raja berusia 81 tahun itu konon sempat mencari-cari cucu Soekarno saat dirinya mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network