Kisah Jasad Konglomerat Ditemani Tukang Kayu di Alam Kubur

Tim iNews.id
BETAPA beratnya pertanyaan yang diajukan Malaikat Munkar Nakir di alam kubur. Salah satu pertanyaan yang paling dicecar yakni soal harta. Foto: Youtube Channel Tafakkur Fiddin)

Dengan perasaan sedih konglomerat tadi memanggil ajudannya, untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke seluruh negeri. 

Akhirnya, sampai juga pada hari di mana konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburannya dihias megah laksana sebuah peristirahatan termewah dengan semua perlengkapannya. Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang tukang kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman wasiat tersebut. 

Dengan tergesa-gesa dia segera datang ke rumah konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris akan kesanggupannya. Keesokan harinya jenazah sang konglomerat dikebumikanlah. Si tukang kayu pun ikut turun ke dalam liang lahat sambil membawa Kapaknya, harta satu-satunya yang dimiliki untuk mencari nafkah.

Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman, datanglah Malaikat Munkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut. 

Menyadari siapa yang datang, ia segera agak menjauh dari mayat konglomerat. Di benaknya, sudah tiba saatnya si konglomerat akan diinterogasi oleh Malaikat Munkar dan Nakir. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Malaikat Munkar-Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini?" Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari harta warisannya," jawab si tukang kayu. “Apa saja harta yang kau miliki?", tanya Mungkar-Nakir. "Hartaku cuma kapak ini saja, untuk mencari rezeki", jawabnya. Kemudian 

Mungkar-Nakir bertanya lagi, "Dari mana kau dapatkan Kapakmu ini?" "Aku membelinya", balasnya. Besok di hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya, "Apa saja yang kau lakukan dengan kapakmu?" "Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, lalu aku jual ke pasar", jawab tukang kayu. Di hari ketiga ditanya lagi, "Pohon siapa yang kau tebang dengan Kapakmu ini?" "Pohon itu tumbuh di hutan belantara, jadi tak ada yang punya", katanya.

"Apa kau yakin?", lanjut malaikat. Datang lagi di hari ke empat, bertanya lagi "Adakah kau potong pohon-pohon tersebut dengan kapak ini sesuai ukurannya dan beratnya yang sama untuk dijual?" "Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata", tegas tukang kayu. Begitu terus yang dilakukan Malaikat Munkar-Nakir, datang dan pergi sampai tak terasa sudah 39 hari dia berada di alam kubur. Dan yang ditanyakan masih berkisar dengan kapak tersebut. 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network